Angklung, sebuah alat musik tradisional yang tidak pernah ketinggalan zaman. Jika sudah belajar sejarah alat musik angklung, kalian pasti tahu jika angklung berasal dari kata “angkleung-angkleungan“, onomatope dari bunyi angklung. Namun, ada juga yang menyatakan bahwa nama angklung berasal dari dua kata yaitu “angka” yang berarti nada dan “lung” yang berarti pecah.
Menarik, ya?
Tidak hanya itu, angklung memiliki sejumlah fakta menarik lainnya yang bisa memperkaya wawasan musik Anda, terutama jika Anda memiliki minat dan bakat di bidang musik tradisional.
Apa saja itu? Yuk, kita bahas 7 fakta menarik angklung, alat musik daerah yang bersejarah.
1. Angklung Gubrag, Angklung Tertua di Jawa Barat
Di antara banyaknya alat musik tradisional, angklung adalah alat musik yang sudah berusia ratusan tahun. Dari sejarahnya, angklung tercatat sudah muncul sejak abad ke-12, yaitu pada masa Kerajaan Sunda.
Dari daerah asalnya, yaitu Jawa Barat angklung memiliki 8 jenis, yaitu angklung kanekes, angklung dogdog lojor, angklung gubrag, angklung badeng, angklung padaeng, angklung sarinande, angklung toel, dan angklung sri-murni.
Dari kedelapan jenis angklung tersebut, angklung gubrag adalah angklung yang diyakini sebagai angklung tertua, setelah alat musik calung dan gamelan. Karena usianya yang tua dan eksistensinya yang masih bertahan hingga saat ini, angklung gubrag tertua yang ada di Kabupaten Bogor telah diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda atau Intangible Cultural Heritage (ICH) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi pada 2021.
2. Sarana Pemujaan pada Dewi Kesuburan
Biasanya alat musik digunakan sebagai bagian dari pementasan suatu karya seni seperti lagu atau pertunjukan drama. Faktanya, saat pertama dibuat, angklung digunakan sebagai sarana untuk ritual pemujaan.
Masyarakat Kerajaan Sunda pada abad ke-12 hingga ke-16, menjadikan angklung sebagai alat pengiring untuk memuja Nyi Sri Pohaci, atau jelmaan Dewi Sri, yaitu dewi yang melambangkan kesuburan. Ritual ini dilakukan pada masa awal tanam dan masa panen padi agar tanah menjadi subur dan panen padi pun melimpah.
Hingga saat ini, sebagian masyarakat Sunda masih meyakini keberadaan Dewi Sri. Mereka masih melakukan ritual atau upacara sebelum menanam dan memanen padi, seperti upacara adat Seren Taun yang masih dilakukan di beberapa daerah di Jawa Barat dan Banten.
3. Dilarang di Masa Perang
Tidak hanya digunakan sebagai sarana untuk ritual, angklung juga berperan penting pada masa penjajahan, lho. Saat itu, angklung digunakan untuk memberikan komando sekaligus penyemangat para pejuang yang sedang berperang melawan Belanda.
Suara angklung yang nyaring dinilai memiliki efek mistis yang bisa memacu semangat juang rakyat Indonesia. Para penjajah pun khawatir jika keberadaan alat musik angklung akan menimbulkan masalah dan kekalahan mereka.
Karenanya, pemerintahan Belanda sempat menerapkan peraturan untuk membatasi peredaran dan penggunaan angklung. Peraturan tersebut membuat angklung hanya boleh digunakan oleh kalangan menengah ke bawah, ditambah dengan batasan ketat yang menekan penggunanya.
4. Terbuat dari Bambu Khusus
Bambu adalah satu di antara beberapa bahan yang sering digunakan untuk membuat alat musik tradisional, termasuk angklung. Namun, tidak semua jenis bambu bisa dijadikan angklung.
Para pembuat angklung secara khusus memilih bambu yang kuat, tidak mudah berjamur dan menghasilkan suara yang nyaring. Dari berbagai jenis bambu, dipilihlah tiga jenis bambu yaitu bambu tali (Gigantochloa apus), bambu hitam atau awi wulung (Gigantochloa atter), dan bambu tutul (Banbusa vulgaris).
Waktu pengambilannya pun tidak boleh sembarangan. Pembuat angklung tradisional percaya bahwa waktu pengambilan bambu sebagai bahan angklung akan menentukan hasilnya. Karena itu, mereka biasanya memilih waktu pagi (pukul 09.00) dan siang – sore (14.00-16.00), sebagai waktu yang paling baik mengambil bambu. Hal ini karena pada waktu tersebut, bambu diyakini memiliki kadar air terendah, sehingga bunyi yang dihasilkan akan lebih nyaring.
5. Simbol Mata Uang
Karena nilai sejarahnya, angklung tidak hanya diakui sebagai warisan budaya nasional. Jika kalian perhatikan, gambar angklung telah menjadi simbol mata uang pada pecahan koin 1000 rupiah pada 2010. Hal ini menjadi wujud dari pelestarian budaya yang bernilai sejarah tinggi.
Coba kalian cek dompet, apa kalian masih punya koin 1000 rupiah dengan gambar angklung di satu sisinya?
6. Alat Musik Tradisional yang Menembus Dunia Internasional
Tidak hanya terkenal secara nasional, angklung juga telah menggema hingga ke tingkat internasional. Satu di antara penyebabnya ialah banyak WNI yang mengikuti kompetisi musik internasional dengan membawa angklung sebagai alat musiknya. Keistimewaan bentuk, bunyi, hingga cara memainkan angklung membuat banyak warna negara lain yang terpesona dan ingin lebih mengenal angklung.
Karena itu, angklung pun menjadi bagian dari kurikulum beberapa sekolah di luar negeri, seperti di Amerika, Inggris, hingga Jepang. Bangga sekali, ya?
7. Hari Angklung Sedunia
Pada 2010, angklung tidak hanya terkenal karena telah diukir pada mata uang nasional. Di tahun yang sama, UNESCO mengakui angklung sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan (Intangible Cultural Heritage of Humanity) asal Indonesia, tepatnya pada 16 November 2010.
Hal ini bisa terwujud karena angklung dinilai memenuhi kriteria sebagai warisan budaya internasional yaitu menjadi identitas suatu masyarakat, mampu berkontribusi untuk membangun kesadaran seni, hingga berperan penting dalam pendidikan moral.
Sejak itu pula, 16 November ditetapkan sebagai Hari Angklung Sedunia, yang akan selalu diperingati oleh para praktisi musik dan komunitas pecinta angklung di dalam maupun luar negeri.
Ingin anak mahir berbahasa asing? Yuk, ikuti tips-tips mudah dan efektifnya di sini.
Bagaimana? Menarik, ya?
Itulah 7 fakta menarik dari angklung, alat musik daerah yang bersejarah.
Dari fakta-fakta tersebut, kita jadi tahu bahwa angklung memiliki nilai seni dan sejarah yang bermakna tinggi. Tidak hanya di Indonesia, angklung juga telah diakui oleh dunia. Tidak banyak, lho, alat musik daerah yang menjadi bagian dari kurikulum sekolah di negara lain. Apalagi, angklung juga memiliki hari peringatannya sendiri. Keren banget, kan?
Menjadi bagian dari asal musik bersejarah ini, membuat kita semakin yakin bahwa Indonesia adalah negara yang teramat kaya. Kekayaannya tidak hanya sumber daya alam dan manusia, tapi juga seni, budaya, kuliner, dan sebagainya.
Yuk, kita jaga dan lestarikan bersama warisan negeri tercinta, agar anak cucu kita bisa mendapatkan manfaatnya nanti.
Salam hangat dan see you next time!