Bisakah kita rutin mendapatkan passive income dari saham tanpa harus melakukan apa-apa lagi selain membeli saham?
Jawabannya tentu saja bisa. Hal tersebut merupakan sesuatu yang diidam-idamkan oleh banyak orang.
Apa itu passive income?
Passive income adalah pendapatan yang diperoleh tanpa harus secara aktif terlibat dalam kegiatan yang menghasilkan pendapatan tersebut.
Dengan kata lain, Anda bisa mendapatkan uang tanpa harus berkorban waktu dan usaha Anda secara langsung.
Passive income atau pendapatan pasif dapat berasal dari berbagai sumber, seperti investasi properti, bisnis online, royalti dari hak cipta, dividen saham, atau sewa properti.
Contoh-contoh pendapatan pasif termasuk penghasilan dari menyewakan rumah atau apartemen, mendapatkan pembayaran dari produk atau layanan digital yang Anda ciptakan, atau menerima dividen dari saham yang Anda miliki.
Kali ini kita akan membahas bagaimana cara terbaik untuk mendapatkan passive income dari saham perusahaan yang membagikan dividen.
Saat Anda memasuki dunia pasar modal, terutama di pasar saham, Anda akan dijanjikan dengan keuntungan dari dua hal, yaitu kenaikan harga saham dan juga pendapatan dari pembagian dividen.
Pembagian dividen inilah yang akan kita manfaatkan untuk medapatkan penghasilan tambahan secara rutin setiap tahun atau setiap enam bulan sekali tanpa kita melakukan apapun selain membei saham tersebut.
Apa Itu Dividen dan Apa itu Saham Dividen?
Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan oleh sebuah perusahaan kepada para pemegang saham.
Setiap perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa efek biasanya mengumumkan pembagian dividen sebagai bentuk penghargaan terhadap partisipasi pemegang saham dalam kesuksesan perusahaan.
Dividen biasanya dihitung sebagai persentase tertentu dari laba bersih yang diperoleh oleh perusahaan dalam periode tertentu, seperti setiap semester atau setiap tahun.
Pembagian dividen bisa berupa pembayaran tunai atau pemberian saham tambahan kepada para pemegang saham.
Dividen merupakan faktor penting bagi para investor dalam mempertimbangkan investasi mereka di sebuah perusahaan, karena dividen yang stabil dan menguntungkan dapat memberikan passive income kepada para pemegang saham.
Tentu saja pembagian dividen ini adalah tujuan utama dari bisnis perusahaan yang rutin membagikan dividen tersebut meskipun akan mengurangi laba tertahan di dalam kas perusahaan.
Sedangkan istilah saham dividen sebetulnya istilah yang tidak umum disebutkan di dalam dunia pasar saham Indonesia.
Saham dividen adalah saham-saham dari perusahaan yang memberikan pembagian dividen kepada pemegang sahamnya.
Saham-saham ini diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan yang memiliki kebijakan pembagian dividen kepada para pemegang saham.
Saham dividen umumnya menarik bagi para investor yang mencari sumber pendapatan pasif dari investasi mereka.
Dengan memiliki saham dividen, investor berpotensi mendapatkan pembayaran dividen secara teratur berdasarkan persentase laba perusahaan.
Saham dividen seringkali diminati oleh investor yang memiliki tujuan investasi jangka panjang dan menginginkan pendapatan rutin dari investasi mereka.
Namun, penting untuk diketahui bahwa pembagian dividen tergantung pada kebijakan perusahaan dan kinerja keuangan perusahaan tersebut.
Pada beberapa kondisi, besaran dividen yang dibagikan oleh sebuah perusahaan dapat meningkatkan harga saham perusahaan tersebut serta akan dikenal sebagai perusahaan yang baik hati.
Sebagai contoh, Anda membeli saham UNVR (Unilever Indonesia Tbk,) pada 3 Januari 2022 di harga RP4.230,00 sebanyak 100 lot (10.000 lembar) yang berarti Anda harus mengeluarkan uang sebanyak Rp42.300.000,00.
Pada tanggal 30 Desember 2022, harga saham UNVR berada di angka Rp4.700, yang artinya Anda mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga saham sebesar:
(Rp4.700,00 x 10.000) Rp42.300.000,00 = Rp4.700.000,00
Di sisi lain, UNVR membagikan dividen sebanyak dua kali di tahun 2022, yaitu sebesar sebesar Rp84,00 per lembar saham pada bulan Juni dan Rp69,00 pada bulan November.
Jadi total dividen yang dibagikan UNVR pada tahun 2022 adalah sebesar Rp153,00 per lembar saham.
Dari pembagian dividen sepanjang tahun 2022, Anda memperoleh passive income dari saham UNVR sebesar:
Rp153,00 x 10.000 = Rp1.530.000,00
Itu artinya, keuntungan akhir tahun Anda dari saham UNVR adalah sebesar:
Rp4.700.000,00 + Rp1.530.000,00 = Rp6.230.000,00
Meskipun dividen tidak memberikan penghasilan yang cukup signifikan, masih ada alasan mengapa investasi saham dividen tetap menarik bagi sebagian investor.
Dividen merupakan salah satu bentuk pengembalian investasi yang bisa diperoleh secara rutin.
Meski nominalnya mungkin tidak besar, dividen yang konsisten dapat memberikan sumber pendapatan pasif tambahan yang stabil.
Selain itu, dividen juga dapat mencerminkan kinerja keuangan yang sehat dari perusahaan.
Jika perusahaan mampu memberikan dividen yang konsisten, hal ini bisa menjadi indikasi bahwa perusahaan memiliki fundamental yang baik, meskipun nilainya tidak signifikan.
Selain itu, penghasilan dari dividen bisa diinvestasikan kembali (reinvestment) untuk membeli lebih banyak saham perusahaan tersebut, yang pada akhirnya dapat meningkatkan potensi pertumbuhan investasi jangka panjang.
Apa Itu Dividend Yield?
Membandingkan jumlah dividen yang diberikan oleh setiap saham sebetulnya tidak cukup untuk menentukan saham mana yang memberikan return terbaik.
Investor dapat menggunakan rasio dividend yield untuk mengetahui berapa banyak jumlah uang yang dapat mereka harapkan dalam jangka waktu satu tahun.
Dividend yield adalah rasio yang mengukur pendapatan yang diterima oleh para pemegang saham dalam bentuk dividen per lembar saham terhadap harga saham, biasanya dihitung dalam jangka waktu satu tahun (Januari – Desember).
Rasio yang dituliskan dalam bentuk persentase ini dihitung dengan membagi nilai dividen per lembar saham dalam satu tahun yang sudah dibayarkan dengan harga pasar per lembar saham ter-update, kemudian hasilnya dikalikan dengan 100.
Namun, perlu diperhatikan bahwa tidak semua saham akan membayar dividen satu kali dalam setahun.
Beberapa saham yang memberikan dividen membayar kepada pemegang sahamnya dua kali dalam setahun seperti UNVR, per 3 bulan, atau bahkan setiap bulan, bergantung pada kebijakan perusahaan.
Sebagai contoh, saham UNVR sepanjang tahun 2022 membagikan dividen sebanyak dua kali, yaitu sebesar:
Rp84,00 + Rp69,00 = RpRp153,00 per lembar saham
Jika kita hitung berdasarkan harga penutupan saham UNVR tanggal 30 Desember 2022 di angka Rp4.700,00, maka dividend yield tahun 2022 untuk saham UNVR adalah:
(Rp84,00 + Rp69,00) ÷ Rp4.700,00 = 0,03255 atau 3,26%
Dengan kata lain, dividend yield menunjukkan berapa persen dividen yang diterima oleh pemegang saham relatif terhadap harga saham.
Semakin tinggi dividend yield, semakin besar pula pendapatan dividen yang diterima oleh pemegang saham terhadap modal yang sudah dikeluarkan.
Saham Dividen vs. Reksadana Dividen, Mana yang Lebih Menarik?
Sama halnya dengan saham lain yang diperjualbelikan di Bursa Efek Indonesia, tentu tidak mudah untuk menentukan saham mana yang bagus untuk dikoleksi.
Para trader atau investor saham yang sudah berpengalaman belum tentu juga bisa memilih saham yang 100% bagus, apalagi para investor saham pemula atau investor yang tidak memiliki banyak waktu untuk menganalisis pasar saham..
Bagi investor yang kurang familiar dengan saham, bisa memilih jalan lain, yaitu dengan berinvestasi pada reksada dividen, yaitu reksadana yang juga rutin membagikan dividen kepada para investornya.
Namun kebanyakan reksadana tidak membagikan secara tunai dividen kepada para investornya, melainkan dalam bentuk diinvestasikan kembali ke reksadana tersebut untuk menambah kepemilikan (reinvestment).
Tidak seperti produk reksadana lainnya, reksadana dividen fokus untuk berinvestasi pada saham-saham yang membagikan dividen.
Jika investor belum percaya diri untuk memilih saham mereka sendiri atau suka dengan investasi yang lebih pasif, maka reksadana bisa menjadi pilihan yang tepat untuk belajar berinvestasi.
Reksadana dikelola oleh Manajer Investasi profesional yang fokus pada saham-saham yang memiliki track record bagus dan pastinya juga membagikan dividen.
Manajer Investasi memiliki beberapa produk reksadana dividen yang bisa Anda pilih, tentunya setelah produk-produk reksadana itu Anda analisis track record dan perkembangannya dalam beberapa tahun terakhir.
Manajer Investasi akan mengalokasikan dana investasi Anda ke saham-saham pilihan yang sudah dianalisis oleh Manajer Investasi dengan porsi yang sudah diperhitungkan.
Sebagai diversifikasi portofolio investasi Anda, memilih investasi saham dan reksadana secara bersamaan dapat membantu Anda untuk meminimalisasi risiko investasi.
Selain itu, menginvestasikan kembali dividen yang sudah Anda dapatkan adalah cara yang bagus untuk melipatgandakan nilai investasi Anda, karena dengan membeli saham lebih banyak lagi makan dividen yang Anda dapatkan juga akan semakin besar.
Tips dan Cara Menentukan Perusahaan/Emiten yang Bagus Sebelum Berinvestasi
Secara umum, tidak ada perbedaan antara saham-saham dividen dengan saham-saham lain yang tidak membagikan dividen.
Metode analisis dan evaluasinya pun sama saja.
Namun ada pengecualian dalam menghitung keuntungan dividen, di mana saham-saham yang membagikan dividen tentu saja harus kita perhatikan dividend yield-nya.
Selain dividend yield, para investor diharapkan juga untuk memperhatikan hal-hal berikut ini agar investasi di saham dividen justru tidak mengalami kerugian.
1. Perusahan yang Konsistensi dalam Membagikan Dividen Setiap Tahun
Saham yang bagus untuk kita investasikan harus memiliki rekam jejak pertumbuhan dividen dari tahun ke tahun, atau minimal tidak mengalami penurunan atau fluktuasi yang cukup besar.
Namun ada kalanya sebuah perusahaan yang bagus juga mengalami pendurunan pendapatan atau meningkatnya biaya operasional yang menyebabkan berkurangnya keuntungan sebuah perusahaan.
Misalnya saat kondisi pandemi Covid-19 yang mewabah di seluruh dunia sehingga perekonomian global juga menurun.
Saham-saham yang bagus seperti UNVR tentu juga mengalami penurunan pendapatan yang tentu saja mengakibatkan menurunnya nilai dividen yang dibagikan.
2. Perusahaan yang Memiliki Stabilitas Keuangan yang Baik
Stabilitas keuangan memiliki peranan yang sangat penting terhadap stabilitas perusahaan, sehingga menjadi faktor penilaian saham yang bagus atau tidak.
Saham-saham yang membagikan dividen wajib memiliki neraca keuangan yang solid dengan sedikit utang serta memiliki cadangan tunai dan aset agar menarik perhatian investor saham.
Pastikan bahwa Anda beinvestasi pada saham yang tepat karena tidak ada alasan untuk melakukan investasi pada saham perusahaan yang tidak dapat menjamin kehidupannya di masa mendatang.
3. Perusahaan yang Memiliki Margin Keuntungan Perusahaan yang Bagus
Dividen dibayarkan secara langsung kepada pemegang saham oleh perusahaan itu sendiri.
Oleh karena itu, hal yang wajib Anda perhatikan adalah memastikan bahwa perusahaan tersebut menghasilkan keuntungan yang cukup untuk terus membayar dividen.
Meskipun pendapatan perusahaan bisa berfluktuasi dari satu kuartal ke kuartal lainnya, tetapi yang terpenting adalah memastikan bahwa bisnis tersebut mampu membuat para pemegang sahamnya merasa tenang.
Seperti misalnya saham TLKM yang rajin membagikan dividen setiap tahun, di mana pertumbuhan jaringan telekomunikasi di seluruh Indonesia berbanding lurus dengan kebutuhannya.
4. Perusahaan yang Memiliki Sejarah Ketahanan Ekonomi yang Bagus
Para investor pasti akan mencari saham dividen yang memiliki pertahanan ekonomi yang kokoh, karena hal ini dapat mengurangi risiko di masa depan.
Perusahaan yang tidak banyak terpengaruh oleh situasi dan dan kondisi dari luar memiliki peluang yang lebih besar untuk sukses dalam jangka panjang sehingga dapat membayar dividen selama bertahun-tahun.
Seperti saham TLKM yang memiliki banyak sekali anak perusahaan dengan berbagai lini bisnis sehingga jika ada sektor bisnis yang terdampak terhadap fluktuasi ekonomi, masih bisa dibantu oleh bisnis yang lain.
5. Perusahaan yang Berpotensi untuk Terus Berkembang
Biasanya, investor memilih untuk berinvestasi pada saham dividen untuk mendapatkan potensi passive income dari saham yang dibagikan secara rutin.
Namun bukan berarti perusahaan tersebut menjadi tidak berkembang karena terikat oleh kewajiban untuk membagikan dividen terus menerus.
Saham yang baik adalah saham dari perusahaan berpotensi untuk selalu tumbuh di industri yang menjanjikan, dengan tetap membagikan dividen kepada para pemegang saham.
Dividend Yield Besar atau Dividend Yield Kecil, Mana yang Lebih Menguntungkan?
Menjawabnya tentu sangatlah mudah. Tentu saja dividend yield yang besar pasti akan lebih menguntungkan daripada yang kecil.
Mengalokasikan semua dana investasi ke saham dengan yield dividend tinggi pasti akan memberikan imbal hasil yang sangat besar serta cepat untuk mencapai tujuan keuangan kita.
Tapi, apakah memang benar semudah itu?
Mungkin para investor pemula banyak yang setuju dengan anggapan tersebut.
Dividend yield yang tinggi dapat memberikan kesan bahwa investor akan mendaptkan imbal hasil investasi yang juga besar serta cepat balik modal dari saham tersebut.
Tetapi yang patut kita pahami adalah bahwa saham dengan dividend yield yang tinggi tidak selalu menjadi indikasi bahwa saham tersebut merupakan tempat investasi yang baik.
Karena bisa jadi saham dengan dividend yield tinggi, justru harga sahamnya turun pada saat pembagian dividen yang bahkan penurunannya tidak sebanding dengan jumlah dividen yang dibagikan.
Dalam dunia pasar modal, hal tersebut biasa dikenal dengan istilah dividend trap.
Dividend trap adalah situasi di mana seorang investor terjebak oleh tingkat dividen saham yang tinggi, namun pada kenyataannya harga saham tersebut mengalami penurunan yang signifikan.
Dividend trap terjadi ketika investor mengabaikan atau kurang memperhatikan kondisi keuangan perusahaan, potensi pertumbuhan perusahaan di masa depan, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi nilai saham.
Akibatnya, meskipun dividen yang diterima tinggi, harga sahamnya akan terus merosot secara signifikan.
Investor yang terjebak dalam dividend trap bisa kehilangan nilai investasinya ketika harga saham turun dan pendapatan dividen yang diterima tidak mampu menutupi kerugian tersebut.
Namun, dividend yield yang tinggi tidak serta merta mengindikasikan ssebuah sama merupakan tempat investasi yang buruk.
Oleh karena itu, penting bagi investor untuk melakukan analisis secara menyeluruh terhadap sebuah perusahaan sebelum berinvestasi, termasuk mengevaluasi kondisi keuangan, kinerja masa lalu dan proyeksi pertumbuhan masa depan, serta faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai saham.
Hal ini akan membantu investor membuat keputusan investasi yang lebih bijak yang didasarkan pada fundamental dan catatan perusahaan, bukan sekadar penilaian subjektif.
5 Langkah untuk Mendapatkan Passive Income dari Saham
Setelah Anda siap untuk membeli saham, ada baiknya untuk memperhatikan langkah-langkah berikut ini untuk memudahkan Anda melakukan penilaian secara objektif dalam menentukan saham pilihan.
1. Tentukan Tujuan Investasi Anda
Langkah awal sebelum Anda mulai berinvestasi saham dividen adalah menentukan tujuan masa depan Anda secara jelas.
Tentukan dengan jelas apa yang Anda harapkan dari pasar saham dan buatlah rencana berdasarkan tujuan akhir yang Anda inginkan.
Rencana dan tujuan investasi yang sudah Anda buat nantinya dapat dijadikan acuan dan evaluasi apakah investasi Anda berhasil atau tidak.
2. Buatlah Watchlist Saham yang Harus Anda Pelajari dan Pantau
Langkah selanjutnya adalah mencari saham-saham di industri yang Anda pahami bisnisnya yang tentu saja membagikan dividen secara rutin.
Memilih saham berdasarkan dengan industri yang Anda pahami diharapkan mudah bagi Anda untuk memahami perkembangan bisnisnya di masa depan.
Misal Anda adalah orang yang berprofesi di bidang pertambangan batu bara.
Tentu saja Anda akan cenderung lebih mudah dalam mendapatkan dan memahami segala informasi di dunia petambangan batu bara.
Contoh saham yang lekat dengan kehidupan Anda seperti PTBA, ADRO, ITMG, HRUM, INDY, BUMI, dan lain sebagainya.
Namun tidak ada salahnya untuk mendengarkan nasihat dari para investor senior yang sukses di saham lainnya, seperti “Duo Hartono” yang terkenal sukses dengan saham BBCA.
3. Analisis Setiap Saham yang Ada di Watchlist Anda
Perbedaan antara investor yang baik dan investor yang buruk ada pada kemauannya untuk menganalisis saham secara mendalam.
Harus ada alasan yang jelas mengapa seorang investor memilih dan tidak memilih sebuah saham.
Untuk menjadi investor yang baik Anda wajib menganalisis sebuah saham dari berbagai aspek, mulai dari kinerja perusahaan di masa lalu hingga manajemen dan perkembangan bisnis dari waktu ke waktu.
Teliti dan pelajari berbagai informasi yang sudah dijabarkan dalam bentuk rasio dan angka.
Ada banyak faktor yang yang perlu Anda pertimbangkan sebelum mengambil keputusan, karena tentu saja hal ini berkaitan langsung dengan keuangan Anda di masa sekarang dan di masa depan.
Untuk mengurangi potensi kerugian, jangan hanya memilih satu saham saja.
Pilih setidaknya lima saham dengan industri yang berbeda untuk mendiversifikasi risiko investasi saham yang mungkin akan terjadi.
Sebagai contoh, Anda dapat memilih saham TLKM, BBCA, PTBA, ICBP, dan ASII.
4. Tentukan Berapa Persen Alokasi Dana Investasi Setiap Saham
Dari kelima saham yang sudah Anda tentukan, cara termudah untuk memulai investasi adalah membagi rata alokasi dana investasi saham sebesar 20% dari modal.
Namun yang yang paling menyulitkan Anda untuk menekan tombol “BUY” adalah keraguan Anda terhadap harga saham keesokan harinya.
Anda bisa menggunakan konsep menabung saham secara rutin dimulai dari 1 lot saham setiap bulannya.
Hal ini untuk mengurangi kerentanan terhadap perubahan harga, karena suatu saat Anda akan membeli 1 lot saham dengan harga lebih rendah dibandingkan dengan saat awal Anda membeli.
Cara kedua adalah membeli saham setiap terjadi penurunan harga untuk meningkatkan keuntungan di masa depan.
Tetapi cara ini akan sangat sulit untuk diaplikasikan jika Anda tidak memiliki waktu yang cukup untuk melakukan analisis teknikal.
5. Diversifikasi Investasi Saham untuk Meminimalisasi Risiko
Tidak ada yang bisa menjamin kesuksesan investasi dalam bentuk apapun.
Keputusan dari investor profesional pun tidak akan sepenuhnya benar.
Akhir dari sebuah keputusan investasi adalah 50:50, di mana 50% keputusan yang Anda buat akan berikan Anda keuntungan dan sebaliknya 50% keputusan yang Anda buat akan menyebabkan Anda rugi.
Oleh karena itu, untuk mengurangi kerugian dan memaksimalkan keuntungan, Anda harus berinvestasi pada beberapa saham dengan sektor bisnis yang berbeda.
Jika modal Anda masih sedikit, Anda bisa memilih maksimal 5 saham saja. Jika modal Anda cukup besar, Anda bisa memilih 10 hingga 20 saham untuk Anda investasikan.
Dengan diversifikasi, ketika ada industri dan bisnis yang sedang jatuh, tidak akan serta merta menghancurkan seluruh portofolio Anda.
Mengapa Dividen Bisa Sangat Menarik dan Menguntungkan?
Kebijakan pembagian dividen merupakan nilai tambah dari sebuah emiten, di mana sebagai investor selain mendapatkan keuntungan dari selisih kenaikan harga saham (capital gain), juga akan mendapatkan passive income dari pembagian dividen.
Hal menarik lainnya adalah meskipun Anda melakukan investasi dalam jumlah kecil, Anda bisa memperoleh pertumbuhan nilai investasi tanpa harus melakukan apapun selain melakukan investasi di awal.
Ini yang dinamakan dengan strategi DRIP (Dividend Re-Investment Plan).
DRIP adalah sebuah strategi untuk menginvestasikan kembali dividen yang diterima oleh pemegang saham ke dalam saham perusahaan yang bersangkutan.
Dengan DRIP, investor dapat memilih untuk tidak menerima dividen dalam bentuk uang tunai, melainkan membeli lebih banyak saham perusahaan tersebut dengan dividen yang diperoleh.
Hal ini memungkinkan investor untuk secara bertahap meningkatkan kepemilikan mereka dalam perusahaan tanpa harus menyetorkan dana tambahan apapun.
DRIP memberikan keuntungan tambahan berupa akumulasi saham dan potensi pertumbuhan nilai investasi seiring waktu.
Strategi DRIP cocok bagi investor yang menginginkan pembagian dividen, namun masih belum membutuhkan pendapatan dari pembagian dividen tersebut.
Keuntungan terbesar dari investasi pada saham dividen adalah ketika harga sahamnya naik namun rasio dividend yield-nya tetap.
Dengan naiknya harga saham tentu saja hasil dari dividen juga akan naik.
Perlu Anda ketahui bahwa dividen yang dibagikan oleh perusahaan kepada investor merupakan sebagian keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut.
Itu artinya modal perusahaan untuk melakukan pengembangan juga terbatas karena harus membagikan keuntungan kepada investor.
Berinvestasi saham dividen tidak serta merta lebih menyenangkan daripada berinvestasi di saham lainnya.
Apalagi di saham IPO yang harganya cenderung naik atau turun dengan drastis di setiap sesi penutupan perdagangan.
Berinvestasi di saham yang memiliki rasio dividend yield yang besar juga patut Anda pertimbangkan dengan catatan Anda juga yakin dengna kinerja perusahaan.