Kurangnya lowongan kerja bagi para pekerja yang sudah tidak muda menjadi perhatian serius di banyak negara, tidak terkecuali di Indonesia.
Meski mereka membawa pengalaman dan keterampilan yang berharga, beberapa faktor membuat mereka sulit mendapatkan pekerjaan.
Padahal pekerja dengan usia yang tidak produktif masih banyak yang mampu untuk bekerja, ditambah lagi dengan pengalaman serta pengetahuan yang mereka miliki.
Namun karena saat ini sudah memasuki era digital, beberapa perusahaan tentu akan mencari kandidat yang cepat beradaptasi dengan kemajuan teknologi.
Selain alasan di atas, berikut adalah beberapa alasan lainnya mengapa lowongan kerja bagi mereka yang sudah tidak muda lagi sudah semakin berkurang.
1. Stereotip dan Prasangka Usia Pekerja Senior
Banyak perusahaan memiliki stereotip bahwa pekerja yang lebih tua kurang mampu beradaptasi dengan teknologi baru, kurang fleksibel, atau kurang produktif dibandingkan pekerja yang lebih muda.
2. Investasi untuk Masa Depan
Perusahaan mungkin menganggap pekerja yang lebih tua lebih mahal karena mereka biasanya memiliki harapan gaji yang lebih tinggi dan mungkin membutuhkan manfaat kesehatan yang lebih mahal.
Perusahaan juga mungkin ragu untuk berinvestasi dalam pelatihan dan pengembangan pekerja yang lebih tua, karena perusahaan menganggap pengembalian hasil investasi (ROI) jangka panjang mungkin tidak sebanding.
3. Kesehatan Fisik Para Pekerja Senior
Kekhawatiran mengenai kesehatan dan kemampuan fisik pekerja yang lebih tua sering menjadi pertimbangan.
Perusahaan beralasan khawatir tentang meningkatnya ketidakhadiran karyawan karena masalah kesehatan atau penurunan kinerja fisik.
4. Kesenjangan Keterampilan Digital
Perusahaan mungkin menganggap pekerja yang lebih tua kurang terbiasa dengan teknologi terbaru dan metode kerja modern.
Perusahaan juga memiliki kekhawatiran bahwa pekerja yang lebih tua akan membutuhkan lebih banyak waktu dan lebih banyak pelatihan untuk beradaptasi.
Pekerja yang lebih tua juga mungkin kurang dalam hal keterampilan digital yang diperlukan dalam lingkungan kerja yang semakin terotomatisasi dan berbasis teknologi.
5. Budaya Kerja yang Dinamis
Budaya kerja yang dinamis dan energik sering diasosiasikan dengan karyawan muda dan sehat.
Selain itu, dengan adanya tim yang homogen dalam hal usia, semakin memudahkan kolaborasi dan dinamika kerja, namun hal ini bisa menyebabkan diskriminasi terhadap pekerja yang lebih tua.
6. Keinginan untuk Mobilitas Karir
Pekerja yang lebih tua mungkin dianggap kurang fleksibel dalam hal mobilitas karir, baik secara geografis maupun dalam hal tanggung jawab pekerjaan.
Perusahaan mungkin mencari kandidat yang lebih muda dengan asumsi mereka lebih terbuka terhadap perubahan karir.
Kurangnya lowongan kerja bagi individu yang sudah tidak muda memang akan membatasi kesempatan mereka untuk mencari nafkah bagi keluarga.
Untuk mengatasi tantangan ini, penting bagi perusahaan untuk mengadopsi pendekatan inklusif dan non-diskriminatif dalam rekrutmen serta mengenali nilai yang bisa dibawa oleh pekerja yang lebih tua.
Selain itu, para pekerja senior ini harus selalu termotivasi untuk mengembangkan keterampilan mereka dan tetap relevan dengan perubahan dalam dunia kerja.