Bingung menjawab pertanyaan anak? Yuk, baca 5 cara cerdas berikut, agar Anda bisa lebih mudah menjawab pertanyaan unik dan ajaib dari anak Anda.
Anak-anak adalah mahluk yang dilahirkan dalam bentuk lucu dan menggemaskan.
Seiring masa pertumbuhan, mereka berkembang menjadi manusia seutuhnya, yakni mahluk berakal.
Apa tandanya? Mereka mulai bertanya.
Sebagai orang tua, Anda pasti sering mendapat pertanyaan dari anak, bukan?
Dari pertanyaan mudah seperti, “Mengapa kita tidak boleh mencuri?”, pertanyaan ilmiah seperti “Mengapa langit berwarna biru?”, hingga pertanyaan ajaib seperti “Apakah manusia bisa menanam jagung di luar angkasa?”.
Sebenarnya, pertanyaan setiap anak itu murni didasari oleh rasa ingin tahu.
Berdasarkan sebuah penelitian yang disebut Fullerton Longitudinal Study, anak-anak yang memiliki rasa penasaran tinggi cenderung lebih rajin belajar dan lulus sekolah dengan mudah daripada mereka yang tidak memiliki rasa penasaran.
Karenanya, Anda wajib menjawabnya dengan serius ketika mereka menanyakan sesuatu.
Alasan sederhana lainnya, di usia pertumbuhan anak-anak cenderung mudah sekali belajar dan menyerap pengetahuan.
Maka, jika Anda memberikan jawaban yang mengada-ngada atau tidak benar, jawaban tersebut bisa melekat pada ingatan anak Anda hingga mereka dewasa.
“Tapi, saya tidak tahu bagaimana caranya menjawab pertanyaan-pertanyaan ajaib mereka. Saya bukan guru!”
Benar.
Anda mungkin tidak memiliki latar pendidikan guru.
Tapi, orang tua adalah tempat belajar pertama bagi anak.
Mereka belajar dengan meniru tingkah laku, cara berbicara, hingga segala kalimat yang kita ucapkan akan sangat mempengaruhi mereka.
Selalu ingat, bahwa setiap orang tua adalah guru pertama bagi anaknya.
Anda tidak bisa menyangkal ini, Parents.
Tapi, kami juga tidak akan membiarkan Anda kesulitan saat mendapatkan pertanyaan dari anak.
Yuk, baca 5 tips cerdas berikut agar Anda bisa menjawab pertanyaan anak dengan lebih baik dan lebih mudah.
Jangan Malu Jika Tidak Tahu
Tidak sedikit orang dewasa yang enggan menjawab pertanyaan anak kecil karena mereka tidak tahu. Alih-alih jujur kepada anaknya, mereka memilih untuk menghindari pertanyaan mereka dengan cara menjawab sekenanya.
Parents, ketidaktahuan itu bukan aib, lho.
Justru, dengan Anda jujur kepada anak, mereka juga akan belajar bahwa menjadi dewasa tidak berarti harus tahu segalanya.
Jika Anda mengetahui sedikit, atau ragu tentang jawabannya, bersikaplah jujur. Beritahu mereka batas pengetahuan Anda.
Jangan lupa juga untuk menekankan pada anak Anda, bahwa selain tidak selalu tahu, orang dewasa juga bisa salah.
“Hmm.. Ayah tidak tahu, Nak. Ayah harus cari tahu jawabannya dulu, nih. “
Cari Jawabannya Bersama
Meski Anda tidak tahu, bukan berarti Anda lalu membiarkan pertanyaan anak Anda tidak terjawab.
Carilah jawabannya bersama anak Anda.
Selain bisa mencari jawaban, dengan belajar hal baru bersama anak juga bisa mempererat hubungan Anda dengan mereka.
Tidak perlu bingung mencari jawabannya di mana, sebab di zaman canggih ini, hampir semua pertanyaan bisa dengan mudah dicari jawabannya.
Anda bisa ke perpustakaan, searching di Google, atau jika anak Anda sudah bersekolah, Anda bisa bertanya pada guru mereka.
Bukan hal yang sulit, bukan?
“Yuk, kita cari tahu jawabannya bersama. Mau ke perpustakaan atau lihat di Youtube?”
Berikan Jawaban yang Sederhana
Setiap anak memiliki kemampuan berbahasa yang berbeda dengan orang dewasa.
Jadi, saat Anda memberi sebuah jawaban, sebisa mungkin berikan jawaban yang sederhana, yang mudah mereka pahami.
Memberikan istilah yang sulit akan memancing pertanyaan baru lainnya. Jika Anda tidak masalah dengan ini, tentu saja tidak apa-apa.
Semakin banyak kosakata dan istilah yang dipahami anak, semakin baik.
Namun, jika Anda merasa kesulitan menjelaskan dengan menggunakan bahasa yang mudah, cobalah untuk membuat perbandingan dengan sesuatu yang sering ditemui anak Anda.
“Ayah, mengapa tanda berwarna merah itu artinya bahaya?”
“Sama seperti warna darah, kalau orang terluka hingga berdarah, pasti bahaya, kan? Jadi kita harus hati-hati, ya.”
Diskusi dan Saling Beropini
Anak-anak sering mempertanyakan sesuatu yang tidak bisa dijelaskan secara ilmiah, seperti pertanyaan tentang nilai moral dan keagamaan.
Jika Anda mendapatkan pertanyaan mengenai hal-hal tersebut, Anda wajib memberikan penjelasan yang baik dan jelas.
Jangan lupa untuk melibatkan orang lain yang lebih ahli, bila Anda merasa belum paham atau belum yakin.
Hindari keramaian, jika pertanyaan anak menyangkut hal yang dianggap tabu oleh masyarakat atau berkaitan dengan kondisi fisik seseorang.
“Mengapa kita tidak boleh mencuri, Bu?”
“Sebab, setiap orang akan merasa sedih ketika miliknya hilang. Jika tidak ingin sedih, jangan membuat orang lain sedih, ya.”
“Tapi, bagaimana kalau kita mencuri milik kita dari si pencuri?”
“Kamu harus memastikan dahulu jika itu milikmu.”
“Jika ia tidak mau mengaku?”
“Hmm… Coba tanya pendapat ayah.”
Pahami Alasan di Balik Pertanyaan
Terkadang, anak-anak bertanya tentang sesuatu yang tidak terduga.
Sesuatu yang bahkan orang tuanya penasaran dari mana datangnya pertanyaan tersebut.
Bahkan beberapa orang tua merasa khawatir saat pertanyaannya menyangkut hal-hal tabu atau buruk lainnya.
Jangan memarahi atau bertanya kembali dengan nada tinggi, ya, Parents.
Itu akan membuat anak Anda merasa takut.
Lebih baik, bertanyalah dengan nada halus dan lembut.
Tanyakan alasan di balik pertanyaan tersebut pada mereka.
Jika mereka sudah bercerita, berikan jawaban yang sesuai dan bisa mereka pahami dengan baik.
“Ayah, apakah aku akan mati?”
“Hmm… Mengapa kamu tiba-tiba bertanya itu?”
“Kata teman sekelasku, tetangganya mati karena batuk-batuk seharian. Lalu, hari ini aku juga batuk-batuk.”
“Kematian bisa terjadi pada siapa saja, Nak. Mungkin tetangga temanmu sakit parah, gejalanya batuk-batuk. Tapi, tidak semua batuk menyebabkan kematian.”
Sudah lebih tercerahkan, Parents?
Sebagai orang tua, memberikan pemahaman kepada anak adalah tugas dan kewajiban.
Karena itu, jangan menghindari pertanyaan anak Anda.
Juga, jangan lupa untuk selalu memuji keberanian anak saat bertanya.
Sebab tidak semua anak berani bertanya. Beberapa di antaranya merasa malu, atau memilih untuk memendam dan melupakan pertanyaannya.
Beri mereka ucapan terima kasih dan ucapan selamat karena mereka berani bertanya.
Beritahu pada mereka, bahwa setiap pertanyaan akan memberikan pengetahuan dan wawasan baru yang bermanfaat, agar mereka lebih percaya diri kelak.
Semoga setelah membaca tips-tips tersebut, Anda bisa lebih mudah menghadapi anak yang sedang aktif bertanya, ya.
Happy parenting!