Menjadi karyawan juga bisa kaya.
Banyak orang ingin sekali jadi pengusaha. Bukan karena minat atau bakat.
Tapi karena katanya kalau jadi karyawan saja susah kaya.
Gaji bulanan pas-pasan tidak sebanding dengan pengeluaran.
Jangankan untuk disimpan ke bank, untuk membeli kebutuhan makan pun terkadang masih harus hutang.
Kalau begitu, salah orangnya atau salah profesinya?
Sering orang mengatakan, kalau ingin kaya jangan jadi karyawan.
Biasanya orang berpikir bahwa kaya itu sama dengan penghasilan tinggi.
Lalu, bagaimana seorang karyawan agar bisa kaya secara finansial?
Berikut beberapa tips yang diberikan oleh Merry Riana, seorang entreprenuer, influencer, serta educator dalam bidang bisnis.
Menjadi Karyawan Juga Bisa Kaya? Berikut 3 Tips dari Merry Riana yang Wajib Anda Simak
1. Kemampuan Mengelola Keuangan Merupakan Faktor Pertama dan Paling Utama yang Harus Anda Pelajari.
Rumus untuk menjadi kaya yang nomor satu adalah berhemat. Maka Anda harus sadar bahwa pengelolaan keuangan itu sangat penting.
Kalau orang sudah kesuliitan untuk berhemat, maka dipastikan dia juga akan sulit untuk kaya.
Tidak akan pernah selesai pengeluarannya terhadap sesuatu sebesar papaun penghasilannya. Motor terbaru, HP tercanggih, tas ter-nge-hits, dan lain sebagainya.
Berhemat berbeda dengan pelit.
Ciri orang pelit adalah rezeki yang seharusnya dia keluarkan, namun dia tidak mengeluarkannya.
Contohnya, saat ada saudara yang sedang susah, tapi tidak dia bantu karena alasan berhemat. Padahal dia mampu untuk membantu saudaranya tersebut.
Juga kepada orang tua yang harusnya kita nafkahi setiap bulannya, tetapi tidak dia lakukan.
Ada contoh lagi yang mungkin agak samar antara pelit dan hemat.
Misal ada kawan-kawan kita dari luar kota mengunjungi kita. Atau ada om, tante, kakek, nenek, atau yang lainnya yang datang ke tempat kita, kita harus menjamu mereka dengan layak.
Tentu biaya yang harus dikeluarkan tidak sedikit, namun jangan kita tekan. Berikanlah apa yang biasa kita makan dan minum kepada mereka, atau bahkan dengan yang lebih baik lagi.
Lalu, bagaimana caranya agar kita bisa melakukan yang namanya hemat?
Dari segi pengeleloan keuangan, karyawan terbagi menjadi 2 jenis, yaitu karyawan yang bermental miskin dan kayawan yang bermental kaya.
Mental Miskin :
Penghasilan – uang untuk belanja = uang untuk tabungan
Mental Kaya :
Penghasilan – uang untuk ditabung = uang untuk belanja
Hanya berbeda urutan prioritas antara menabung dan belanja, akan mempu memberikan perbedaan yang cukup signifikan.
Uang lebih cepat dan lebih banyak terkumpul ketika Anda memprioritaskan penghasilan Anda untuk ditabung.
Tapi katanya peribahasa “hemat pangkal kaya” bukanlah peribahasa yang benar.
Yang benar dengan meningkatkan penghasilan maka Anda akan bisa semakin kaya, karena mau dihemat sebesar apapun, Anda tidak akan bisa kaya kalau pemasukan tidak ada perkembangan.
Namun yang paling benar adalah Anda harus berhemat dan meningkatkan pendapatan agar bisa kaya.
Hemat itu ada batasnya.
Contohnya, kalau Anda biasa makan di warung seharga Rp 10.000,-, mungkin Anda bisa menghemat sekitar Rp 8.000,-.
Kalau Anda tekan lagi, yang ada malah kekurangan gizi karena yang masuk hanya nasi.
Tapi kalau meningkatkan pendapatan, tidak ada batasnya.
Jadi diharapkan Anda untuk lebih fokus meningkatkan pendapatan dibandingkan dengan berhemat.
Habiskan waktu Anda untuk memikirkan dan belajar bagaimana meningkatkan pendapatan yang tidak terbatas itu.
Untuk meningkatkan pendapatan, para karyawan mulai berpikir untuk membuka usaha.
Sebetulnya, karyawan punya usaha boleh atau tidak?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, ada pertanyaan lagi yang harus lebih dahulu dijawab.
Sebenarnya, Anda bekerja fokus pada uang atau fokus pada pekerjaan Anda.
Kalau Anda fokus untuk mengejar uang, lalu pekerjaan Anda mau diapakan?
Sementara, investasi dan kekayaan termahal yang melekat pada diri Anda adalah kepercayaan orang lain terhadap Anda.
Kemudian ada pertanyaan lain. Maukah Anda jika Anda memiliki usaha dan karyawan Anda mendua?
Dalam artian, selain karyawan Anda bekerja untuk Anda dan Anda membayar mereka, mereka juga bekerja di tempat lain dengan waktu kerja yang sama.
Pasti jawabannya tidak akan mau. Kecemburuan Anda akan muncul di sini.
Jadi sebenarnya Anda tidak pelu memecah fokus Anda untuk mengejar uang, karena atasan Anda pasti juga tidak ingin Anda mendua.
Fokuslah pada pekerjaan Anda yang sekarang, karena kalau Anda dipercaya lebih oleh atasan atau customer Anda, maka otomatis pendapatan Anda juga akan meningkat.
Kalau pendapatan sudah meningkat, maka kesempatan Anda untuk berinvestasi juga akan meningkat.
Kalau ada karyawan yang bilang bahwa dia akan tetap fokus pada pekerjaannya yang sekarang di samping dia memiliki usaha, percayalah bahwa hal tersebut tidak akan pernah terjadi.
Karyawan yang memiliki usaha sampingan akan fokus dengan pekerjaannya sebagai karyawan kalau usaha sampingannya berjalan aman-aman saja.
Namun ketika usahanya berada dalam masalah, hutang misalnya, maka karyawan tersebut sudah pasti akan mengalihkan fokusnya ke usaha sampingan tadi.
Yang terjadi adalah, karyawan tersebut akan fokus pada masalah usaha sampingannya di jam kerjanya sebagai karyawan.
Anda harus tahu bahwa ketika Anda bekerja pada sebuah perusahaan professional, yang dibayar adalah otak Anda.
Memang akan sulit dibuktikan Anda akan fokus dengan pekerjaan Anda sebagai karyawan atau fokus dengan usaha sampingan Anda.
Seperti sudah dijelaskan tadi, kalau Anda punya karyawan yang mendua, Anda pasti juga tidak akan mau.
Jadi, jangan melakukan apa yang Anda sendiri tidak inginkan.
Banyak orang nyambi-nyambi yang akhirnya usahanya tidak jelas disamping pekerjaannya sebagai karyawan juga tidak jelas.
Investasi berbeda dengan berbisnis. Dengan berinvestasi kita tidak perlu melakukan banyak hal, tetapi uang yang melakukannya.
Kalau masih ingin berbisnis, mungkin bisa dilakukan oleh pasangan Anda yang sedang menganggur.
Misal Anda punya bisnis Laundry, istri yang menjalankannya dan fokus pada bisnis laundry tersebut.
Nah, Anda tetap berinvestasi pada bisnis laundry Anda.
2. Sebelum Benar-Benar Berniat Menjadi Pengusaha, Bentuklah Mental Pengusaha Anda Mulai Sekarang.
Sebelum berniat untuk menjadi pengusaha, sebagai karyawan kita harus memberikan yang terbaik terhadap perusahaan kita.
Kira-kira, apa saja harapan perusahaan terhadap kinerja karyawannya?
- Jujur
- Rajin
- Ulet
- Berintegritas
- Kreatif
- On time
- Dan lain sebagainya.
Pada saat Anda menjadi karyawan, tiba-tiba Anda mempunyai keinginan untuk menjadi pengusaha.
Saat akan menjadi pengusaha, perilaku apakah yang Anda miliki?
Sebagai pengusaha, Anda harus memiliki perilaku dan sikap yang sudah disebutkan di atas tadi.
Oleh sebab itu, saat Anda menjadi karyawan dan bercita-cita untuk menjadi pengusaha, pastikan Anda berlatih untuk menjadi pengusaha dengan berperilaku sebagai karyawan yang baik.
Dan pada akhirnya, Anda sudah tidak perlu bersusah payah lagi untuk bersikap disiplin, karena disiplin sudah menjadi bagian dari Anda.
Wahh, rupanya menjadi pengusaha itu ternyata berat, yaa??
Banyak yang berpikir bahwa menjadi pengusaha itu waktunya kerjanya bebas dan uangnya banyak.
Tapi menuju ke sana itu tidaklah mudah.
Karena justru, pengusaha itu harus lebih segalanya melebihi karyawan yang baik.
Misalnya, kalau seorang karyawan telat, hal paling buruk yang akan diterima oleh karyawan tersebut adalah pemotongan gaji.
Tapi, kalau pengusaha yang telat, banyak sekali hal yang akan lenyap.
Misalnya, order meleset, produksi telat, penjualan terhambat, dan lain-lain yang implikasinya jauh lebih besar.
Menjadi pengusaha adalah hal yang baik, karena selain bisa mendapatkan penghasilan yang lebih besar, juga dapat membuka lapangan pekerjaan.
Namun risiko dan konsekuensi menjadi pengusaha juga besar, sebanding dengan hasil yang nanti akan didapat.
Yang salah adalah ketika sudah sukses menjadi karyawan dan memutuskan untuk menjadi pengusaha, namun tidak siap dengan risiko dan konsekuensi sebagai pengusaha.
Yang terjadi malah semakin gagal ke mana-mana.
Maka, sebelum memutuskan untuk menjadi pengusaha, Anda harus siap jasmani dan rohani, jaringan yang cukup, modal yang kuat, dan juga kondisi finansial yang baik.
Dan Anda akan menjadi pengusaha yang 100% fokus pada usaha Anda.
Jadi, kesimpulannya adalah, kalau Anda ingin menjadi pengusaha karena Anda ingin kaya, maka Anda salah.
Menjadi karyawan pun, Anda juga bisa kaya.
Tetapi di atas sudah disinggung, kalau masih jadi karyawan, jangan membuka usaha yang yang bisa memecah fokus kerja. Lalu, bagaimana caranya selain dengan membuka usaha?
3. Memulai Menjadi Pengusaha dengan Cara Berinvestasi
Setelah Anda mampu mengelola keuangan dan memiliki mental sebagai pengusaha, Anda dapat melanjutkannya dengan berinvestasi.
Lalu, kenapa pilihannya berinvestai?
Karena uang bisa dibagi, waktu bisa dibagi, namun pikiran tidak bisa dibagi.
Dahulu, Umar bin Khattab sudah menyampaikan “Wahai pekerja, jangan habiskan semua upahmu. Sebagian belikan kambing dan sebagian lagi belikan ladang”.
Kenapa kambing? Kambing sebagai bisnis produktif. Berinvestasi pada bisnis orang lain yang dapat memberikan income rutin.
Lalu ladang, di zaman sekarang biasa kita kenal dengan properti.
Antara membeli kambing (bisnis produktif) dan ladang (property), sama-sama tidak memerlukan fokus Anda, karena ada orang lain yang memikirkannya.
Alasan lain kenapa Anda harus berinvestasi karena penghasilan atau gaji Anda tanpa investasi pasti akan tergerus inflasi.
Coba perhatikan nilai uang Rp 50.000,- sekarang dengan nilai uang Rp 50.000,- 20 tahun yang lalu.
Inflasi terjadi setiap tahun kira-kira 5%. Jadi misal Anda saat ini punya uang Rp 1.000.000,-, tahun depan nilainya kira-kira hanya 95%-nya saja, sekitar Rp 950.000,- saja.
5% itulah yang harus Anda tambal dengan investasi, yang mana investasi yang baik pertumbuhan rata-rata per tahunnya sekitar 5%.
Investasi yang cukup mudah adalah dengan mengoleksi emas, karena nilai emas saat ini dengan nilai emas 100 tahun lalu masih sama.
Sekarang, pilihan investasi apa yang aman dan menguntungkan?
Yang pasti akan mendapatkan income yang cepat dan lumayan adalah investasi di bisnis.
Anda punya uang Rp 200.000,-, Anda belikan deposit pulsa.
Setiap Rp 25.000 pulsa terjual, Anda mendapatkan keuntungan Rp 2.000,-.
Maka setiap deposit habis, Anda akan mendapatkan keuntungan Rp 2.000,- x 8 = Rp 16.000,00.
Jika Rp 16.000,- itu Anda dapatkan dalam sehari, maka dalam sebulan Anda bisa mengantongi Rp 480.000,-.
Contoh di atas adalah investasi aktif. Anda harus menjual langsung, mencari pelanggan, memikirkan agar mendapatkan keuntungan lebih banyak.
Namun, jika Anda tidak mampu seperti itu, ada juga investasi pasif yang Anda hanya modal uang saja, tanpa harus terlibat dalam proses bisnisnya.
Tapi sebelum itu, Anda harus memahami bahwa investasi pasif memerlukan waktu yang cukup lama untuk memperoleh hasilnya.
Selain itu, jika semakin besar Anda menginvestasikan dana Anda, maka akan semakin besar pula hasil yang akan Anda dapatkan.
Lalu, investasi jenis apa yang bisa kita lakukan yang bisa memberikan imbal hasil yang cukup besar?
Jika Anda memiliki pengetahuan lebih atau ingin belajar tentang reksadana atau saham, Anda dapat menggunakan kedua jenis investasi tersebut.
Keuntungan berinvestasi di reksadana adalah dapat dimulai dengan nominal kecil, bahkan Rp 100.000,- saja setiap bulannya dengan rata-rata keuntungan mencapai 10-15% per tahunnya.
Namun, jika Anda cukup malas untuk belajar tentang reksadana dan saham, Anda dapat menginvestasikan dana Anda dengan membeli properti dan emas.
Tentunya, jumlah dana yang harus Anda siapkan tidaklah terbilang sedikit, mengingat harga emas saat ini (2020) berada di harga satujutaan rupiah per gramnya.
Untuk properti, agar memudahkan Anda untuk membelinya, Anda dapat membelinya dengan cara menyicil atau KPR.
Belilah propert-properti yang berukuran kecil terlebih dahulu agar dijualnya juga lebih mudah, mengingat harga properti-properti kecil atau kavling-kavling relatif murah bagi karyawan baru.
Jika menjadi pengusaha Anda harus tangguh, maka untuk menjadi investor, Anda harus disiplin.
Maka dari itu, agar investasi Anda berhasil, Anda harus bermental kaya, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, yakni setelah mendapatkan gaji, dahulukan alokasi untuk tabungan.
Tabungan di sini kita bisa modifikasi sebagai cicilan prooperti atau untuk membeli emas dengan nominal yang sesuai dengan kemampuan 30% penghasilan Anda.
Kembali harus diingat bahwa Anda harus disiplin dan konsisten, karena seberapa besar uang yang Anda alokasikan untuk investasi jika tidak diiringi dengan disiplin, maka Anda tidak akan mendapatkan hasil yang Anda harapkan.
Emas yang dimaksud di sini adalah emas 24 karat batangan atau logam mulia yang bersertifikat.
Kira-kira, kalau emas perhiasan, boleh tidak?
Emas perhiasan, sesuai dengan namanya adalah digunakan untuk berhias, bukan untuk berinvestasi.
Karena emas perhiasan, nilai pertumbuhannya sangat kecil, karena biaya yang menyertainya juga tidak sedikit, seperti biaya desain, biaya cetak khusus, atau harga yang bergantung pada selera.
Apapun namanya, investasi pasti ada risikonya. Namun jangan takut karena risiko terakhir yang Anda dapatkan adalah risiko menjadi kaya.
Sebagai seorang karyawan, Anda harus fokus pada pekerjaan Anda agar masa kerja Anda dapat diimbagi dengan peningkatan karir yang otomatis akan menaikkan gaji Anda.
Namun, sebagai seorang karyawan, jika karir dan jabatan Anda naik, pengeluaran juga jangan ikutan meningkat karena mengikuti lifestyle.
Selain itu, jenis investasi juga harus menyesuaikan dengan keadaan Anda sekarang, karena kunci sukses investasi hanya ada 2, yaitu uangnya banyak atau waktnya banyak.
Kalau Anda belum punya uang banyak, mungkin waktu Anda yang banyak. Maka waktu terbaik untuk melakukan investasi adalah sedini mungkin.
Menjadi Orang Terkaya Di Dunia Bukan Karena Nasib, tetapi Karena Kerja Keras dan Kerja Cerdas
Robert T. Kiyosaki juga pernah membuat yang namanya cash flow quadrant, di mana dijelaskan bahwa untuk menjadi kaya hanya ada 2 cara, yaitu berbisnis dan benvestasi.
Orang terkaya di dunia, Bill Gates, adalah adalah seorang pebisnis.
Namun selain memiliki bisnis yang besar, beliau juga berinvestasi di bidang bisnis yang lain, seperti kereta api, pengolahan sampah, dan juga hotel.
Lalu, orang terkaya di dunia yang berdampingan dengan Bill Gates adalah Warren Buffet yang merupakan seorang investor.
Investasi yang dia lakukan juga investasi di bidang bisnis.
Kalau orang-orang kaya saja masih memerlukan investasi, kenapa kita tidak?
Lebih dari 1400 tahun yang lalu, Nabi Muhammad dengan istrinya, Khadijah, pun telah mencontohkan pola bisnis dan investasi ini.
Nabi Muhammad memiliki bisnis perniagaan dan Khadijah menginvestasikan kekayaanya pada bisnis nabi Muhammad ini.
Tujuan utama dari berinvestasi dan memilih berbagai jenis investasi adalah untuk memperkecil risiko.
Karena kita sebagai manusia yang dibekali dengan pikiran yang mampu berkembang, maka kita harus memanfaatkannya untuk menjamin masa depan Anda, bukan basa sekarang saja.
Sangat jauh berbeda dengan hewan yang hanya memikirkan bagaimana agar bisa makan sekarang.
Jika hewan dibekali kemampuan investasi, maka singa tidak perlu repot-repot berburu setiap hari, cukup berternak kambing agar masa depannya aman.
Menjadi Karyawan Juga Bisa Kaya, Asalkan Anda Tetap Displin untuk Menjadi Kaya.
Kuncinya jika ingin kaya adalah diawali dengan sikap disiplin karena godaan selalu ada.
Keinginan kalau diikuti, tidak akan ada habisnya, karena manusia tidak akan ada batas puasnya.
Kalau Anda tidak puasnya dalam hal produktif, itu lebih baik karena produktifitas pasti akan memberikan nilai tambah terhadap Anda dan juga orang di sekitar Anda.
Jadi, apakah Anda tidak diperbolehkan untuk membeli Smart TV ukuran 60 inch?
Boleh, tapi ada waktunya.
Kapan waktu yang tepat untuk membeli TV tersebut.
Ketika Anda mampu membeli TV itu dengan tunai tanpa banyak mikir ini itu serta cadangan tunai Anda jauh lebih banyak dibandingkan dengan harga TV tersebut.
Jika diuraikan, kekayaan yang dimiliki oleh setiap manusia itu ada 3, yaitu kemampuan untuk memberi, kemampuan untuk berusaha, serta kemampuan untuk terus memperbaiki dan mengembangkan diri.
Peribahasa yang Anda pelajari sejak zaman Anda sekolah dasar, yaitu “Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit” dan peribahasa “bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”, harus benar-benar Anda terapkan di kehidupan Anda sehari-hari.
Ada 3 investasi yang harus Anda lakukan:
1. Investasi Harta.
Untuk bisa merasa aman secara keuangan dan hidup sejahtera, selain bekerja keras, Anda harus mencari cara agar uang bekerja untuk Anda.
Sebagai karyawan, Anda wajib menglakokasikan waktu dan uang Anda pada investasi.
Investasi jenis apa yang cocok bagi Anda, Anda sendiri lah yang harus memutuskannya.
2.Investasi Ilmu.
Investasi ilmu tidak akan pernah membuat Anda rugi.
Asah kemampuan, matangkan keahlian, belajar strategi dan pengetahuan baru, serta bekerja maksimal, sehingga karir dan penghasilan Anda juga bisa maksimal.
3. Investasi Waktu.
Investasi dalam bentuk apapun tidak ada yang menghasilkan sesuatu yang instant.
Seperti buah mangga, kalau dipetik sebelum matang, rasanya pasti asam.
Namun jika Anda sabar merawat pohon dan buah mangga dengan sabar serta melakukan yang terbaik, maka Anda akan menikmati buah mangga yang manis.
Penghasilan Anda sebagai karyawan itu ada batasnya, tetapi penghasilan dari bisnis dan investasi tidak ada batasnya.
Bukan berarti, sebagai karyawan yang penghasilannya terbatas, Anda hanya berpangku tangan dengan keterbatasan Anda serta berputus asa untuk meraih kesuksesan.
Menjadi karyawan juga bisa kaya, berapapun penghasilan Anda, karena kekayaan bukan sekadar dilihat dari besarnya penghasilan, tapi juga dari cara Anda melakukan pengelolaan keuangan.
Tetaplah bekerja keras, jangan cepat berpuas diri, serta lakukan semuanya dengan ikhlas.
Sumber :
I’M_POSSIBLE MetroTV
Percepatan Rezeki dengan Otak Kanan dalam 40 Hari
https://economy.okezone.com/read/2017/03/07/320/1636518/daftar-orang-terkaya-dunia-duet-bill-gates-warren-buffett-di-posisi-teratas