Sudah bekerja keras, tapi tidak juga naik gaji. Apa ini waktunya untuk resign? Baca 7 pertanda berikut, sebelum Anda benar-benar memutuskan untuk resign.
Mencari pekerjaan memanglah sulit, selalu ada syarat dan kualifikasi yang harus dipenuhi. Namun, nyatanya keluar dari sebuah pekerjaan adalah hal yang lebih sulit.
Meskipun begitu, resign atau berhenti dari sebuah pekerjaan di sebuah perusahaan adalah hal yang biasa.
Beberapa waktu lalu sebuah lembaga pemerhati pencari kerja melakukan survei tentang hal ini. Sebanyak 64% responden menyatakan tidak puas dengan pekerjaannya, dan berharap bisa segera resign.
Di sisi lain, beberapa orang merasa bisa dengan mudah melepas pekerjaannya karena di sekitarnya terdapat banyak lowongan kerja. Bisa juga karena ia sudah memiliki rencana lain yang matang, mungkin membuka bisnis pribadi atau sudah diterima di perusahaan lain yang dirasa lebih menguntungkan.
Sebaliknya, bagi seorang pekerja atau karyawan lama, yang sudah bertahun-tahun bekerja, pasti akan mengalami dilema.
Tidak mudah melepaskan pekerjaan yang sudah memberikan banyak pengalaman kerja, lingkungan yang nyaman, hingga fleksibilitas hari kerja.
Karena itu, banyak orang yang mengabaikan pertanda mereka harus resign.
Fakta lainnya, setiap perusahaan pasti memiliki perubahan situasi dan kondisi. Bisa jadi itu menguntungkan, bisa jadi tidak.
Bersikap loyal terhadap perusahaan memang baik. Tetapi, bukan berarti menjadi acuh terhadap kenyataan yang ada.
Apakah Anda termasuk orang yang meragu? Yang sedang mempertanyakan, “Haruskah saya resign bulan ini?”?
Cobalah memahami 7 pertanda berikut.
Jika Anda mengalami satu di antaranya, Anda perlu melakukan evaluasi diri. Jika ada lebih dari satu pertanda, artinya Anda perlu mencari pekerjaan di perusahaan baru dan menulis surat resign bulan ini.
1. Masa Depan Perusahaan Suram
Maju atau tidaknya sebuah perusahaan pasti bisa dengan mudah diketahui oleh karyawannya.
Ketika sebuah perusahaan sedang dalam kondisi krisis, pasti akan ada perubahan yang terjadi di dalamnya.
Omzet perusahaan yang semakin menurun lebih dari tiga bulan, tidak ada produk atau inovasi baru, dan beberapa orang penting perusahaan mulai resign satu per satu.
Ini menjadi pertanda paling bahaya yang tidak bisa Anda abaikan. Cobalah mencari tahu lebih dalam dengan bertanya pada pimpinan perusahaan atau perwakilannya.
Jika mereka tidak memberikan gambaran yang transparan tentang kondisi perusahaan, Anda wajib tancap gas. Meski Anda akan mendapatkan pesangon, jangan menunggu PHK dengan dalih memberikan waktu perusahaan untuk pulih.
Anda bukan pemilik perusahaan, dan hanya tahu bahwa perusahaan tersebut membiarkan kerugian terus menerpa dalam waktu yang lama.
Untuk itu, akan lebih baik jika Anda resign secepatnya sebelum hal-hal yang lebih buruk terjadi.
2. Tidak Dipercaya Mengemban Tanggung Jawab
Budaya pilih kasih dalam sebuah lingkungan kerja memang tidak bisa dihindari.
Hampir selalu ada orang yang dipilih dalam sebuah tugas penting karena alasan di luar profesionalisme.
Faktor penyebabnya banyak, di antaranya karena jabatan orang di belakangnya, latar pendidikannya, ikatan emosional, hingga alasan fisik.
Ketika Anda sudah menunjukkan tanggung jawab dalam sebuah pekerjaan, hingga selesai dengan baik, namun Anda tidak mengalami peningkatan bahkan tidak lagi dipercaya mengemban tanggung jawab lainnya, tandanya Anda harus mempertimbangkan untuk resign.
Sebab, setiap karyawan yang profesional dan bertanggung jawab, mustahil tidak dipercaya mengambil alih pekerjaan lain yang sesuai dengan keahliannya. Kecuali, ada sesuatu yang tidak sehat di lingkungan kerjanya.
Untuk itu, Anda perlu menelaah kembali ada tidaknya budaya pilih kasih di luar profesionalisme kerja di kantor Anda.
Jika ada, segeralah mencari opsi pekerjaan di tempat lain, yang bisa memaksimalkan potensi bidang kerja Anda secara objektif.
3. Tidak Ada Jenjang Karir yang Baik
Anda sudah bekerja lebih dari tiga tahun di perusahaan. Tapi, Anda tidak juga mengalami peningkatan jabatan. Karir Anda seperti jalan di tempat, padahal Anda bekerja keras berjam-jam dalam sehari.
Apakah Anda merasa baik-baik saja dengan hal ini?
Seharusnya, sih, tidak.
Anda wajib berkaca. Adakah sesuatu yang salah?
Anda sudah bekerja dengan baik, target yang diputuskan oleh atasan pun bisa Anda capai dengan cepat dan tepat. Bahkan, Anda sudah melampaui harapan atasan Anda.
Mungkin Anda termasuk dalam jajaran Employee of The Year. Anda mendapatkan piagam/cendera mata untuk prestasi Anda. Namun, apakah ini cukup dan akan membantu Anda meningkatkan karir?
Jelas tidak.
Yang pantas untuk Anda adalah peningkatan jabatan, sehingga Anda bisa lebih termotivasi untuk bekerja. Namun, Anda tidak mendapatkannya.
Jika sudah demikian, pikirkanlah untuk menulis surat resign. Jangan menunggu lebih lama lagi.
Masih ada perusahaan lain yang pasti akan meningkatkan karir Anda dan menghargai jerih payah Anda dengan lebih baik.
4. Atasan yang Tidak Kompeten dan Tidak Baik
Atasan memiliki pengaruh yang besar dalam keberhasilan Anda di perusahaan.
Bayangkan, jika seorang pemimpin di sebuah perusahaan tidak memiliki keahlian atau kompetensi yang tepat, ditambah dengan sikapnya yang tidak baik.
Apakah perusahaan tersebut layak maju? Tentu saja tidak.
Jika Anda sudah berpengalaman, pasti tidak sulit untuk mengetahui ciri-ciri atasan yang tidak kompeten.
Ia terlihat ramah, sering memberikan kebebasan dan fleksibilitas pada anggota timnya. Namun sebenarnya ia selalu bergantung pada anggota timnya karena ia tidak memiliki pengetahuan dan keahlian yang cukup.
Ia bahkan tidak bisa memutuskan suatu pekerjaan, menentukan target, atau merencanakan pekerjaan lanjutan.
Di samping itu, lebih mudah lagi untuk mengetahui ciri-ciri atasan yang tidak baik.
Sering mencampurkan emosi pribadi dengan pekerjaan, berkata-kata kasar yang menjatuhkan mental anggota timnya, hingga melakukan KKN untuk kepentingan pribadinya.
Jika Anda menemui tipe atasan seperti itu, kami sarankan untuk segera mencari perusahaan lain yang lebih baik.
Atasan yang kurang kompeten atau tidak memiliki sikap yang baik, akan menjadi penghalang Anda dalam bekerja.
Agar tidak terjadi hal serupa, Anda bisa memperhatikannya sejak tes wawancara. Biasanya pewawancara adalah pemimpin sebuah tim.
Perhatikan gaya bicaranya, pemilihan katanya, hingga cara menyelesaikan masalahnya. Meski belum menjadi anggota timnya, Anda bisa memperkirakan gambaran kondisi jika diterima di perusahaan tersebut dari penampilan dan sikap pewawancara.
5. Pekerjaan yang Sudah Tidak Menarik Lagi
Seseorang akan berusaha menyelesaikan pekerjaannya dengan lebih baik ketika ia merasa tertantang.
Selalu ada motivasi di balik sebuah kesulitan, sehingga membuat seseorang untuk berpikir kreatif dan bekerja dengan cepat.
Namun, ketika tantangan sudah tidak terasa lagi, segalanya menjadi lancar dan mudah, orang menjadi mudah bosan dan jenuh.
Rasa bosan tersebut justru membuatnya malas dan enggan menyelesaikan pekerjaan.
Apakah Anda tipe pekerja seperti itu?
Jika iya, dan saat ini Anda merasa sedang bosan dengan pekerjaan yang terlalu mudah dan terlalu cepat diselesaikan, cobalah berbicara empat mata dengan atasan Anda.
Diskusikan tentang kemungkinan promosi jabatan agar Anda bisa naik level dan bisa mengemban tugas yang lebih besar, yang tentunya lebih menantang dan gajinya lebih tinggi.
Jika hasilnya mustahil, maka sebaiknya Anda mencoba mencari pekerjaan di tempat lain dengan tantangan yang lebih besar dan bisa meningkatkan kompetensi kerja Anda.
6. Gaji yang Tak Kunjung Naik
Harga kebutuhan pokok dan sewa rumah selalu mengalami kenaikan setiap tahun. Namun, gaji Anda tidak kunjung naik.
Jangankan menabung untuk liburan, memenuhi kebutuhan dasar hidup saja Anda belum mampu. Anda terpaksa berhemat agar, setidaknya, bisa menyimpan sedikit uang untuk hal darurat.
Alhasil, pekerjaan terasa semakin berat. Padahal, Anda sudah bekerja dengan sangat giat, agar suatu hari Anda bisa mewujudkan rencana dan impian Anda.
Masalah ini hanya bisa selesai jika perusahaan Anda memberikan kenaikan gaji.
Tapi, jika Anda yang sudah lebih dari tiga tahun bekerja dan tidak juga mendapat kenaikan gaji, Anda perlu berpikir untuk resign.
Sebab, kenaikan gaji adalah hal yang seharusnya diberikan oleh perusahaan pada karyawannya, apalagi jika karyawan tersebut berprestasi dan selalu menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
7. Pekerjaan yang Membuat Lupa
Untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup, setiap orang wajib bekerja. Tetapi, tidak jarang seseorang bekerja terlalu keras, hingga melupakan banyak hal penting dalam hidupnya.
Hubungan dengan keluarga, komunikasi dengan teman, hingga kesehatan menjadi terabaikan karena terlalu sibuk bekerja.
Jika Anda termasuk orang yang sering melupakan hal-hal tersebut karena pekerjaan, Anda perlu melakukan refleksi diri.
Sebab, pekerjaan yang membuat seseorang melupakan hal-hal penting lainnya, adalah pekerjaan yang tidak tepat, yang pasti mengganggu kelangsungan hidup Anda.
Segeralah mencari pekerjaan lain, yang sekiranya tidak akan membuat Anda melupakan kehidupan pribadi Anda.
Bagaimana?
Apakah Anda merasakan satu di antara 7 pertanda?
Atau, Anda sudah merasakan lebih dari satu pertanda?
Jika, ya, segera perbarui CV Anda, searching lowongan kerja di berbagai media, dan persiapkan diri untuk menulis surat resign Anda.
Namun, perlu diingat, jangan buru-buru.
Anda masih bisa berdiskusi dengan atasan Anda, bila merasa bosan dengan pekerjaan Anda. Sarankan pada atasan Anda untuk mengadakan liburan bersama karyawan, atau aktivitas outdoor di dekat kantor.
Hal ini juga bermanfaat untuk meningkatkan kerja sama tim agar target perusahaan bisa tercapai dengan baik.
Selain itu, sebelum Anda mendapat kepastian di perusahaan baru, jangan serahkan surat resign Anda. Menjadi pengangguran tanpa penjamin adalah masa yang sulit.
Tertutama saat pandemi belum usai, tidak sedikit perusahaan yang melakukan efisiensi dengan mengurangi jumlah karyawannya.
Pastikan Anda 99% diterima di perusahaan baru, lalu ajukan surat resign.
Tentu saja, berpikir dan merenunglah sebelum Anda memutuskan untuk menulis surat resign.
Semoga Anda selalu lancar dalam bekerja, ya.
Happy working!
Bosseeenn di perusahaan tmptku kerja pada cari muka 🙁 Pen keluarr aja!
Kalau bosennya sudah di tingkat bikin nggak produktif di kantor, harus mulai cari opsi-opsi lain, tuh.. Atau, coba, deh, minta cuti biar pikiran fresh (^_^) Kadang libur dari kerja itu efektif buat ngembaliin semangat kerja ~ Keep fighting, yaaa!
Aku belum pernah kerja ikut orang jadi kurang tahu, tapi memang kalo udah gak cocok lebih baik out ya kak biar gak terbebani
Setuju… Apalagi “nggak-cocok”nya bikin males kerja dan ngerepotin orang lain (^_^) Semoga kita semua dihindarkan dari sifat malas bekerja, ya ~