Kebanyakan dari Anda dan juga saya, setiap kali ingin mencari informasi tentang apapun cenderung akan mengandalkan mesin pencarian Google.
Mungkin hampir setiap hari kita menggunakan Google untuk hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan, sekolah, atau sekadar mencari hiburan di internet.
Mayoritas penduduk dunia yang hidup hingga saat ini, setidaknya pernah menggunakan dan tahu apa itu Google.
Popularitas Google memang sudah begitu besar sehingga bisa mengalahkan seniornya, Yahoo!, karena memang manfaat yang diberikan oleh mesin pencarian terbesar di dunia ini cukuplah banyak, terutama yang sifatnya gratisan.
Dengan adanya Google, kita bisa mengakses dan membagikan jutaan informasi dengan sangat mudah.
Selain untuk mencari informasi, beberapa layanan lain di bawah naungan Google juga dapat kita manfaatkan untuk menunjang kehidupan kita.
Youtube, Google Mail, Google Drive, Google Maps, Google Translate, Google Meet, dan sistem operasi Android untuk smartphone dan tablet adalah sebagian dari layanan milik Google yang paling sering kita gunakan.
Larry Page bersama dengan kawannya yang bernama Sergey Brin, merupakan orang yang berada di balik semua kejeniusan ini.
Mereka berdua memang sangat cerdas dan berambisi dalam menciptakan sesuatu yang baru.
Ambisi dan mimpi-mimpinya dibuktikan dengan sesuatu yang bernama Google.
Perusahaan raksasa Google terus berkembang dengan pesat yang tentu saja memberikan keuntungan yang sangat besar kepada Page.
Maka tak mengherankan jika dia masuk ke dalam deretan 10 orang terkaya di dunia versi Forbes.
Mengenal Larry Page, Seorang Pendiri Google
Hampir semua orang mungkin tidak asing dengan Google, sebagai mesin pencarian yang paling popular di dunia.
Namun hanya sebagian pengguna Google yang mengetahui Larry Page sebagai pendiri Google.
Page lahir dengan nama lengkap Lawrence Edward Page pada 1973 di Michigan.
Kedua orang tua Page menekuni pekerjaan yang berhubungan dengan dunia komputer.
Ayahnya berprofesi sebagai professor ilmu komputer dan ibunya berprofesi sebagai instruktur pemrograman di universitas Michigan.
Maka tak mengherankan jika kemudian Page sangat tertarik dengan dunia komputer sejak dia kecil.
Latar pendidikan Page sendiri juga tidak jauh dari komputer.
Dia menyelesaikan pendidikan Sarjananya dengan gelar Bachelor of Science, kemudian melanjutkan masternya di Universitas Stanford.
Di Stanford inilah dia kemudian bertemu dengan Sergey Brin yang akan menjadi partner bisnisnya di masa depan.
Mereka berdua yang memang tertarik pada bidang yang sama, kemudian memutuskan untuk membuka bisnis mereka sendiri dengan nama Google. Inc pada 1998 di California.
Awal mula Google berdiri, mereka hanya menempati sebuah garasi mobil sebagai kantor mereka.
Perjalanan membangun Google ini tentu saja tidak mulus-mulus saja.
Ada banyak cerita tentang naik turunnya bisnis yang mereka jalankan ini.
Namun karena keuletan dan kecerdasan keduanya, Google menjadi perusahaan besar dan terus berkembang hingga saat ini.
Perkembangan Perusahaan Raksasa Google Di Tangan Larry Page
Larry Page dan Sergey Brin secara resmi mendirikan perusahaan mereka pada 4 September 1998.
Pada awal pendirian Google, Page juga meresmikan dirinya sendiri sebagai CEO Google Inc., serta partnernya Sergey Brin sebagai co-founder.
Berbeda dari perusahaan lainnya, di mana biasanya seorang co-founder perusahaan akan kurang dikenal publik dibandingkan dengan CEO-nya.
Namun tidak dengan Sergey Brin.
Page memang dikenal sangat cerdas namun cenderung introvert sehingga Brin yang akhirnya lebih sering tampil untuk menjalin relasi dengan perusahaan lain.
Itulah mengapa, meskipun sebagai co-founder, Brin juga dikenal luas oleh masyarakat, terlebih saat Google sudah sudah semakin terkenal.
Kembali pada tahun pertama Google terbentuk, perusahaan yang awalnya masih berupa start-up ini ternyata berkembang dengan cukup pesat.
Karena perkembangan Google yang cukup pesat ini, Larry Page dan Sergey Brin membutuhkan sumber daya yang lebih banyak sehingga mereka memindahkan kantor mereka ke Mountain View di Silicon Valley.
Pada 1999 mereka kemudian memutuskan mencari investor untuk mendanai proyek ambisius mereka agar menjadi lebih besar.
Walaupun Google sudah didanai oleh investor, namun Larry Page dan Sergey Brin tetap ingin memegang kendali penuh perusahaannya.
Para investor menyetujui keinginan mereka berdua, namun dengan sayarat Page harus mundur dari jabatan CEO karena dinilai belum memiliki pengalaman yang cukup untuk menjalankan bisnis yang besar.
Keputusan berat itu harus diambil oleh Page melalui banyak pertimbangan agar investasi besar bisa masuk lebih banyak ke Google.
Pada 2001, Google resmi memiliki CEO baru bernama Eric Schmidt, yang merupakan mantan CEO Novell, yang juga sebuah perusahaan teknologi.
Hal tersebut adalah keputusan yang sangat tepat karena Google semakin berkembang dengan sangat pesat dan tumbuh menjadi perusahaan raksasa di bawah pimpinan Schmidt yang menjabat pada 2001 – 2011.
Kesuksesan Google tentu saja tomatis membuat pundi-pundi kekayaan Page dan Brin juga semakin membengkak.
Meskipun Page sudah tidak lagi menjadi CEO Google, bukan berarti dia hanya duduk santai di atas kekayaannya.
Dengan kecerdasan dan kemampuan inovasinya, dia merancang dan mengembangkan komputer genggam yang lebih mobile dari laptop, atau yang biasa kita kenal dengan komputer tablet.
Selain itu, Google juga menjadi perusahaan impian bagi orang-orang di seluruh dunia.
Kembalinya Larry Page Sebagai CEO Google
Ambisinya yang besar untuk memberikan perubahan besar pada dunia memang bukan bualan semata.
Pada 2005, Page merancang dan mengembangkan komputer genggam yang dapat digunakan oleh banyak orang dan juga dapat mengakses layanan Google dengan mudah dan cepat.
Untuk dapat mewujudkan ide cemerlangnya itu, Page menggaet Android yang saat itu masih berupa start-up dan mengakuisisinya dengan nilai $50 juta.
Proses akuisisi ini pada awalnya bahkan tidak diketahui oleh Schmidt selaku CEO Google.
Dan Schmidt sendiri juga kurang peduli terhadap akuisisi itu karena menganggap nilai akuisisi yang tak seberapa.
Setelah proses akuisisi, Page memberikan kesempatan dan kebebasan kepada pencipta Android, Andy Rubin, untuk mengembangkan perusahaannya sesuai dengan kemauannya.
Bersama tim Android yang dia bawa, mereka menempati gedung mereka sendiri yang bahkan karyawan Google biasa tidak bisa keluar masuk gedung Android sesuka hati.
Hingga pada tahun 2008, Page mendiskusikan idenya Bersama Brin untuk membuat ponsel Android pertama dengan nama G1, kerjasama antara Google, HTC, dan T-Mobile.
Terbukti, proyek ini sukses besar di pasaran karena sistem operasi Android memang sangat mudah digunakan dan juga dapat diaplikasikan dengan bebas ke perangkat manapun.
Keberhasilan ini membuat Page kembali percaya diri untuk memimpin perusahaannya sendiri, Google Inc. dan resmi menjabat sebagai CEO Google pada 2011.
Sementara Schmidt tetap menjadi bagian dari Google Inc. sebagai Executive Chairman.
Di bawah kepemimpinan Larry Page, Google membuat banyak sekali inovasi menarik dan ide-ide Page seakan tidak pernah ada habisnya.
Beberapa inovasi Page yang menarik perhatian banyak orang diantaranya Google+, Google Glass, Google Pixel, dan lain sebagainya.
Kekayaan Seorang Pendiri Google, Larry Page
Menjadi pendiri sekaligus CEO perusahaan teknologi paling besar di dunia, membuat Page masuk dalam daftar 10 orang terkaya di dunia.
Kerja keras dan inovasinya dalam mengembangkan Google Inc. yang awalnya hanya sebuah start-up kecil yang berkantor di sebuah garasi, saat ini sudah menjadi perusahaan raksasa yang sangat berpengaruh di dunia.
Ide-ide cemerlang yang bagi sebagian besar orang mungkin hanya mimpi, Page dengan tekun merealisasikan ide-idenya yang dulu bahkan dikenal kurang masuk akal.
Bersama rekan bisnisnya, Sergey Brin, Larry Page berhasil mengantarkan Google menjadi perusahaan teknologi informasi terbesar di dunia yang mampu mengalahkan Yahoo!.
Hingga pada akhir Desember tahun 2021, kekayaan Larry Page telah mencapai US$124,5 miliar, setara dengan lebih dari Rp1.700 triliun.
Kekayaannya juga melesat drastis ketika pandemic Covid-19 karena banyak hal yang hanya dapat dilakukan melalui online saat ini.
Contohnya saja Youtube, di mana semakin banyak orang yang menonton dan menjadi content creator di Youtube, membuat penjualan iklan Google juga semakin banyak dan semakin mahal.
Ketika semua berbasis online, Google beserta semua layanannya menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh mayoritas manusia di dunia untuk melakukan banyak aktivitas.