Mau liburan ke Jogja? Bingung mau makan apa? Yuk, cobain 7 kuliner legendaris Jogja berikut ini. Dijamin enak dan khasnya Jogja banget!
Yogyakarta, atau yang biasanya disebut orang Jogja. Sebuah kota wisata yang paling sering menjadi destinasi liburan bagi masyarakat Indonesia hingga manacanegara.
Yogyakarta terkenal sebagai daerah istimewa yang masih diperintah oleh kesultanan. Beberapa orang bilang, suasana kota yang ada sejak 1755 ini berbeda dengan kota-kota lain di Indonesia.
Tidak heran, jika wisatawan selalu rindu menginjakkan kakinya lagi di Jogja setelah tahu eksotisnya kota yang kental dengan adat Jawanya ini.
Selain memiliki destinasi wisata budaya dan alam yang indah, Yogyakarta juga memiliki wisata kuliner yang tidak bisa dilewatkan turisnya.
Bagi Anda yang berencana ke kota pelajar ini, Anda wajib mengetahui rekomendasi kuliner legendaris Jogja. Sebagian Anda mungkin sudah tahu, namun akan lebih baik jika Anda tahu lebih banyak.
Yuk, baca ulasannya berikut ini!
Gudeg Mbah Lindu
Tidak sah ke Jogja, tanpa merasakan gudeg.
Jika Anda berjalan-jalan di Jogja, tidak sulit menemukan penjual gudeg. Hampir di setiap lokasi pariwisata di Jogja, ada penjual gudeg. Dari sekian banyaknya penjual gudeg, ada beberapa penjual gudeg legendaris yang dikenal sejak puluhan tahun lalu. Satu di antaranya adalah Gudeg Mbah Lindu atau Gudeg Mbok Lindu.
Berlokasi di Jalan Sosrowijayan No. 41-43 (300 meter dari Jalan Malioboro), Gudeg Mbah Lindu sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Dengan harga mulai Rp 20.000/porsi, cita rasa gudeg Mbah Lindu tetap dipertahankan, hingga selalu membuat pelanggannya kembali lagi tiap berkunjung ke Jogja.
Gudeg yang sempat viral karena muncul di tayangan Netflix Street Food: Asia pada 2019 ini memiliki dua menu utama, yaitu nasi gudeg dan bubur gudeg, dan beberapa menu lauk tambahan seperti krecek manis/pedas, tahu tempe bacem, semur telur, semur ayam, dan ayam suwir.
Warung yang bersebelahan dengan Hotel Summer Season ini buka dari pukul 06.00 – 11.00 WIB. Jika ingin ke sini, lebih baik Anda datang tepat saat warung buka, sebab antrean gudeg Mbah Lindu selalu ramai, apalagi saat weekend dan musim liburan.
Mangut Lele Mbah Marto
Selain gudeg, makanan khas Jogja yang wajib dicoba adalah mangut lele. Warga atau turis yang sering berkunjung ke Yogyakarta, pasti tidak asing lagi dengan makanan legend satu ini. Mangut Lele Mbah Marto, namanya.
Lele yang diasapi, kemudian dimasak bersama bumbu kuah santan hingga meresap, pasti tidak akan mengecewakan lidah. Maka tidak heran jika warung yang tetap melestarikan gaya rumahan tradisional ini tidak perah sepi.
Berdiri sejak 1969, warung Mbah Marto kini kian laris dengan beragam menu mulai dari mangut lele, mangut welut (belut), gudeg, krecek, oseng daun pepaya, garang asem, opor ayam, hingga sate telur puyuh. Istimewanya, Anda bisa bebas mengambil makanan langsung dari dapur dan duduk di mana saja. Harganya pun bervariasi, namun Anda bisa memesan menu paket mangut lele yang dibanderol dengan harga Rp 25.000,- saja.
Jadi, jangan lupa mampir ke warung Mbah Marto yang ada di Jalan Sewon Indah RT. 04, Ngireng-ireng, Panggungharjo, Sewon, ya. Warung ini mulai buka pukul 10.00 – 20.00 WIB setiap hari.
Oseng Mercon Bu Narti
Tidak kalah legendarisnya dengan Gudeg Mbah Lindu dan Mangut Mbah Marto, yang satu ini sudah ada sejak 1998, ketika krisis moneter melanda Indonesia. Namanya, Oseng Mercon Bu Narti.
Kata “mercon” dalam masakan ini bukan berarti ada petasan, ya. Nama “mercon” konon disebut oleh Cak Nun, pelanggan setia warung Bu Narti. Penamaan tersebut sesuai dengan rasa dari oseng-osengnya yang pedas dan membuat kaget lidah, seperti petasan atau mercon. Ada juga pelanggan lain yang menyebut masakan yang dibuat dari kikil, lemak, kulit, hingga tulang rawan sapi ini dengan nama halilintar atau bledeg.
Seporsi nasi dengan oseng-oseng pedas ala Bu Narti ini bisa Anda nikmati dengan merogoh kocek Rp 28.000,-. Tidak hanya oseng mercon, warung Bu Narti juga menyediakan lauk lain seperti lele goreng, ayam goreng, dan puyuh goreng.
Sebagai pelopor oseng-oseng pedas, warung Bu Narti hampir selalu ramai pengunjung, apalagi saat akhir pekan atau masa libur. Anda bisa mencoba oseng-oseng mercon khas Bu Narti ini dengan mengunjungi Jl. KH. Ahmad Dahlan No.107, Notoprajan, Ngampilan, yang buka setiap hari mulai pukul 16.00 – 23.00 WIB.
Sate Klatak Pak Pong
Sate Klatak Pak Pong, satu di antara pelopor kuliner sate klatak yang sering dikunjungi wisatawan Jogja. Warung ini didirikan sejak 1998 oleh Zakiron, atau yang akrab dipanggil Pak Pong. Kata “klatak” berasal dari bunyi yang dihasilkan dari penaburan garam pada daging kambing yang sedang dibakar. Uniknya lagi, sate klatak tidak dibakar dengan tusuk sate kayu, melainkan dengan jeruji besi agar panasnya lebih merata.
Selain sate klatak, warung Pak Pong juga menyediakan menu lain yang tidak kalah enaknya seperti tengkleng, tongseng kambing, gulai kambing, dan nasi goreng kambing. Seporsi sate klatak yang legendaris ini bisa Anda nikmati dengan Rp 30.000,- saja, lho.
Berminat makan sate klatak? Warung Pak Pong ini memiliki tiga cabang, namun yang warung pusatnya ada di Jalan Sultan Agung No. 18 (timur Stadion Bantul), yang buka setiap hari pukul 09.00 – 22.30 WIB.
Kopi Klotok Kaliurang
Jogja memang khas dengan suasana desanya. Karena itu, banyak wisatawan yang jauh-jauh ke Jogja untuk bisa menikmati suasana desa sekaligus kuliner yang memanjakan lidah. Satu di antaranya adalah warung Kopi Klotok Kaliurang. Warung rumahan yang terkenal dengan aneka menu masakan rumahannya.
Warung ini berlokasi di Jalan Kaliurang No.16, Pakembinangun, Pakem, Kabupaten Sleman. Dengan lokasi yang dekat dengan persawahan, tidak hanya lidah yang bahagia, mata Anda pun pasti ceria melihat hamparan padi dan pepohonan.
Cara pembuatan kopi di warung ini pun unik, yaitu dengan direbus di dalam panci di atas tungku hingga berbunyi klotok-klotok ketika mendidih. Dari sinilah nama warung ini berasal. Namun, yang membuat warung ini terkenal adalah masakan rumahan ala Jogja yang bisa diambil bebas di dapur.
Menu yang disediakan di Kopi Klotok Kaliurang ini ialah paket menu puas, yang terdiri atas lodeh kluwih, lodeh terong, lodeh tempe lombok ijo, sambal dadak, dan sego megono. Untuk lauk pendampingnya ada ayam goreng, tempe garit, telur krispi, pindang goreng dan tahu bacem. Cukup dengan Rp 25.000,- Anda sudah bisa menikmati sepiring nasi sayur lodeh dengan lauk telur krispi dan teh hangat, sembari menikmati pemandangan sawah khas alam Jogja.
SGPC Bu Wiryo
Selain makanan khas untuk para wisatawan, ada juga kuliner legendaris yang digemari oleh para mahasiswa Jogja, terutama di wilayah Universitas Gajah Mada (UGM). Namanya, Warung SGPC Bu Wiryo.
SGPC adalah singkatan dari sego pecel atau nasi pecel, menu favorit di warung ini. Namun, menunya tidak hanya nasi pecel. Ada nasi sayur sop, aneka lauk pendamping seperti tahu, tempe, lumpia, dan perkedel, hingga aneka sate seperti sate telur puyuh, sate ayam, dan sate usus. Ada juga minuman seperti beras kencur dan sari tomat yang banyak digemari karena rasanya yang menyehatkan.
Warung ini termasuk legendaris karena sudah ada sejak 1959 oleh kleuarga Wiryosoenarto. Pengunjungnya pun biasanya adalah alumni UGM yang ingin bernostalgia dengan suasana dan rasa nasi pecel Bu Wiryo. Jika Anda ingin merasakan nasi pecel favorit mahasiswa UGM tempo dulu, Anda perlu menyiapkan Rp 30.000,- untuk seporsi nasi pecel dengan lauk telur ceplok dan segelas teh manis.
Jadah Tempe Mbah Carik
Tidak hanya makanan berat dengan nasi, ada juga makanan yang lebih ringan, gurih, dan tidak kalah khasnya dengan kuliner legendaris Jogja lainnya. Warga lokal menyebutnya Jadah Tempe Mbah Carik.
Jadah adalah makanan yang terbuat dari campuran beras ketan, kelapa parut dan bumbu lain yang dikukus di dalam dandang di atas tungku. Setelah 1,5 jam, campuran tersebut ditumbuk kemudian dibentuk pipih lonjong. Disajikan dengan tempe dan tahu bacem, membuat kuliner legendaris Jogja ini memiliki cita rasa khas yang gurih dan manis. Teksturnya yang kenyal dan lunak membuat makanan ini cocok disantap sebagai menu sarapan.
Berlokasi di Kaliurang, Jadah Tempe Mbah Carik sudah ada sejak 1970-an. Kuliner legendaris Jogja ini berhasil bertahan hingga sekarang karena inovasi Mbah Ngadikem, istri carik Kaliurang yang masakannya digemari oleh BRA Pintakapurnama, istri Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Meski begitu, di warung ini ada banyak makanan khas Jogja yang bisa Anda jadikan oleh-oleh, seperti peyek, ampyang, wajik, dan aneka keripik yang tidak kalah enaknya.
Anda bisa merasakan sepaket jadah tempe tahu dengan mengeluarkan Rp 27.000,- saja, lho. Anda bisa memakannya langsung di tempat atau dibawa pulang, tapi jangan dijadikan oleh-oleh, ya. Sebab, Jadah Tempe Mbah Carik ini selalu dibuat setiap hari tanpa pengawet, sehingga tidak akan bertahan lama di perjalanan.
Bagaimana? Sudah punya gambaran mau makan apa di Jogja?
Sebenarnya masih ada banyak kuliner legendaris yang bisa Anda coba di Jogja, yang jika ditulis semua tidak akan muat dalam satu artikel ini. Namun, dengan mengetahui tujuh kuliner legendaris Jogja tersebut, Anda bisa mendapatkan gambaran umum kuliner Jogja dan harga yang mereka tawarkan. Jadi, Anda bisa merencanakan budget dan rencana perjalanan liburan Anda di Jogja dengan lebih baik.
Ingin tahu rekomendasi kuliner di kota lainnya? Silakan memberi saran di kolom komentar, dan akan segera kami buat artikel rekomendasinya untuk Anda.
Happy holiday!