Apakah Anda sudah bekerja?
Pasti Anda memiliki seorang atasan yang memberi Anda pekerjaan. Dia adalah pemimpin Anda.
Iya, pemimpin yang bisa menentukan sukses atau tidaknya karir Anda.
Apakah Anda pernah berpikir, bagaimana rasanya menjadi pemimpin?
Saya yakin, jauh di dasar pikiran Anda, Anda ingin menjadi leader. Menjadi pemimpin.
Tapi, Anda juga tahu, menjadi pemimpin itu tidak mudah.
Ketika kecil, saya kira menjadi pemimpin negara itu enak. Bisa makan enak, digaji negara, dan keliling Indonesia.
Tapi, semakin dewasa, saya semakin tahu. Itu hanya ilusi. Anda juga pasti tahu.
Ketika menjadi seorang leader, Anda tidak memikirkan nasib pekerjaan Anda sendiri. Anda juga memikirkan nasib pekerjaan orang lain.
Pengaruh Anda sangat penting.
Tingkah laku Anda akan menjadi sorotan rekan kerja Anda. Anda wajib mendalami bidang profesi lebih baik dari yang lain. Anda harus selalu bertoleransi terhadap kekurangan orang lain dan mengarahkannya agar menjadi lebih baik.
Sulit, bukan?
Tapi, Anda wajib tahu bagaimana menjadi pemimpin. Karena menjadi pemimpin artinya Anda belajar lebih banyak dari orang lain. Dan pada dasarnya, setiap orang, termasuk Anda dan saya, adalah pemimpin untuk diri sendiri.
Jadi, sebenarnya menjadi pemimpin itu apa dan bagaimana?
Oke, tarik nafas dulu, ya.
Saya menyusun artikel ini agar Anda bisa tahu dengan benar gambaran seorang pemimpin.
Baca, resapi, dan pahami, ya ~
Peran Seorang Pemimpin
Mengapa yang pertama harus Anda ketahui adalah peran?
Karena, kebanyakan dari kita tidak sadar akan hal ini. Ya, memang tidak selalu.
Tapi, apakah Anda selalu yakin dengan diri Anda sendiri? Tanpa menggantungkan diri pada orang lain?
Menjadi pemimpin, harus tahu tentang dirinya sendiri. Harus tahu perannya dan posisinya sendiri.
Terhadap apa?
Terhadap dirinya sendiri, juga di hadapan orang lain. Ini adalah kunci di balik kebijaksanaan seorang pemimpin. Anda pasti merasakan perbedaan aura seorang pemimpin dan bukan pemimpin, bukan?
Seorang pemimpin, sudah sewajarnya bijak.
Seperti kata sebuah pepatah, padi semakin berisi semakin menunduk. Semakin banyak tahu, semakin merasa tidak tahu. Seorang pemimpin wajib mengetahui bidangnya lebih banyak dari orang lain.
Ketika ia semakin tahu, ia tidak akan sombong, melainkan semakin ingin mencari tahu dan belajar. Ketika orang lain membutuhkannya, ia akan bisa memberikan arahan yang tepat.
Selain banyak tahu, pemimpin juga sewajarnya banyak pengalaman. Dalam hal tertentu, ia bisa menceritakan pengalamannya kepada rekannya.
Dan perlu diingat, tidak ada pemimpin yang benar-benar sombong. Jika mereka sombong, itu bukan karena murni ingin sombong. Sombongnya seorang pemimpin biasanya karena ingin memotivasi rekannya agar tidak kalah jauh darinya. Ini jugalah kelebihan dari peran seorang pemimpin.
Ketika suaranya adalah suara yang paling didengar, ia secara otomatis memiliki kemampuan untuk menggerakkan rekannya.
Maksudnya?
Memimpin.
Iya, memimpin dengan pengaruh kalimatnya. Itulah kekuatan seorang pemimpin.
Bisa dibilang, dasarnya seorang pemimpin itu memiliki dua peran besar. Peran memimpin orang lain, dan dirinya sendiri. Ketika berhadapan dengan dirinya, ia harus bersikap profesional dengan memperhatikan orang lain.
Bagaimana itu?
Misalnya, Anda adalah pemimpin sebuah proyek sosialisasi. Anda memimpin rekan Anda untuk bisa berbaur dengan orang lain. Tapi, jangan lupa untuk membaurkan diri Anda.
Jangan lupa bahwa kepentingan bersama, yakni anggota/rekan, lebih utama daripada kepentingan pribadi.
Seorang pemimpin sewajarnya mampu menjadi ujung tombak sebuah tim, sebuah kelompok.
How it works?
- Pertama, pemimpin bisa membuat anggotanya loyal. Artinya, anggotanya akan menghargainya dan mengerjakan instruksinya dengan baik.
- Kedua, pemimpin bisa mengedukasi anggotanya dengan modal skill yang ia miliki. Knowledge and skill, lebih tepatnya. Tentunya yang sesuai dengan tujuan satu tim.
- Ketiga, seorang pemimpin itu solutif. Mana ada pemimpin yang tidak solutif? Setidaknya, menjadi penengah. Memberi nasihat, saran, memancing ide, hingga kritik. Itu semua adalah tugas seorang pemimpin.
- Keempat, menjadi suri teladan. Katanya, pemimpin itu selalu “yang pertama dan yang terakhir”. Menjadi yang pertama dalam memulai sesuatu. Dan, menjadi yang terakhir dalam setiap proses bekerja.
Tidak melulu soal isi kepala dan sikap, ada hal lain lagi yang perlu diperhatikan.
Soal penampilan. Penampilan seorang pemimpin biasanya berbeda. Karena seorang pemimpin selalu menjadi sorotan, otomatis dalam bergaya juga. Untuk itu, penting bagi seorang pemimpin mampu berpenampilan sesuai situasi dan kondisi.
Cara berkomunikasi yang pasti menjadi penyerta dalam keseharian juga harus diperhatikan. Seorang pemimpin yang paling didengar, sewajibnya memiliki tata bahasa yang baik dan mudah dipahami.
Oke, itu adalah gambaran secara umum.
Apakah Anda sudah memahaminya? Jika sudah, saya akan lanjut.
Yang di atas, adalah gambaran umum.
Berikutnya, saya akan lebih jelaskan lagi kriteria seorang pemimpin. Bagaimana seseorang bisa dibilang pemimpin sejati? A true leader?
Kriteria Leadership
-
Visioner
Seorang pemimpin harus memiliki visi. Maksudnya, ia harus tahu tujuan timnya.
Apa yang harus ia lakukan untuk mencapai visi tersebut?
Jawaban pertanyaan inilah yang akan mampu memberikan kekuatan pada seorang leader. Karena pemimpin akan menjadi pusat dari tim. Dari sebuah usaha bersama. Untuk itu, jika ia tahu visinya dengan jelas, maka ia akan mampu mencapai kesuksesan.
-
Success Together
Iya, sukses bersama. Mengapa begitu?
Seperti yang saya katakan sebelumnya, pemimpin itu ujung tombak, dan badan tombak itu sendiri adalah seluruh anggota timnya. Jika ia tidak bisa membawa kesuksesan, untuk dirinya dan timnya, apa manfaatnya dia ada?
Ia harus berani mengambil keputusan. Menjadi motivator mutlak dan yang pertama untuk seluruh anggota tim.
-
Always Learning
Meski sudah memiliki skill dan pengetahuan, seorang pemimpin sejati akan selalu merasa kurang.
Kurang berilmu. Kurang belajar.
Karenanya, seorang pemimpin sejati akan selalu belajar. Mau belajar. Mau diajari, bahkan oleh anggota timnya.
-
Regeneration
Percayalah, menjadi seorang pemimpin, otomatis akan menjadi senior. Dalam hal apapun.
Bukan berarti dalam hal usia, ya. Bukan.
Namun, Anda akan secara tidak sadar memiliki kemampuan berpikir panjang. Berpikir jauh ke depan.
Misalnya, yang paling penting, nih: regenerasi.
Maksudnya, mempersiapkan calon pemimpin baru.
Seorang pemimpin sejati akan mampu melihat “who’s the next”. Bahkan, ketika orang tersebut tidak sadar. Ia diam-diam akan melatih dan menurunkan kemampuannya kepada orang tersebut.
Bagaimana, sudah pusing?
Hehe.
Jangan. Coba, deh, baca lagi.
Kalau masih pusing, bacanya setelah makan atau sambil nyemil. Setidaknya, pilih waktu yang santai.
Karena pemimpin sejati pasti tahu waktu bacanya sendiri.
Tapi, jangan lupa. Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Jangan pernah menyalahkan diri Anda ketika Anda gagal dalam memimpin.
Pemimpin juga manusia, kok.
Boleh-boleh saja gagal. Hanya saja, harus bangkit dan memimpin lagi.
Yang utama dan pertama, selalu dengarkan dan perhatikan anggota Anda. Bersikap dan berpenampilan yang baik.
Dengan begitu, jalan untuk menjadi pemimpin akan selalu terbuka.