Mungkinkah seseorang bisa salah pilih jurusan kuliah?
Lalu apa saja penyebab salah pilih jurusan kuliah yang sering dialami oleh beberapa mahasiswa?
Hal ini kadang menjadi momok bagi sebagian remaja yang baru lulus sekolah dan berniat melanjutkan pendidikannya ke bangku kuliah.
Bukan tanpa alasan.
Banyak mahasiswa di luar sana yang akhirnya harus drop out karena nilai mata kuliahnya selalu jelek.
Atau bahkan bunuh diri karena gelar sarjana belum juga diperoleh meskipun sudah berkuliah selama lebih dari 5 tahun.
Bagi Anda yang sudah merasakan bangku kuliah, hampir dipastikan Anda akan bertemu dengan mahasiswa yang suka mengeluh karena berbagai hal.
Bisa karena tugas terlalu banyak dan terlalu sulit, dosen galak, atau mata kuliah yang membosankan.
Mahasiswa jenis ini adalah mahasiswa yang mulai galau dan hilang semangat karena merasa sudah salah masuk jurusan.
Jika Anda tidak ingin membuang waktu selama 4 tahun atau lebih, membuang uang, dan membuang banyak kesempatan di luar sana, maka jangan sampai Anda masuk dalam golongan mahasiswa seperti ini.
Ada beberapa penyebab mengapa seseorang bisa salah pilih jurusan.
Kami merangkumnya menjadi 3 alasan yang paling sering terjadi.
1. Memilih Jurusan Karena Prospek Kerja di Masa Depan
Memilih jurusan kuliah karena melihat dari prospek masa depan merupakan penyebab seseorang salah pilih jurusan kuliah yang paling umum.
Alasan ini sebetulnya logis, karena memang tujuan utama orang bersekolah, kuliah, atau kursus tidak lain agar mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang bagus.
Tapi memilih jurusan kuliah karena prospek pekerjaan, bisa akan menjadi masalah bagi Anda jika ternyata jurusan yang Anda pilih sangat bertolak belakang dengan minat Anda.
Bisa jadi, prospek kerja bergaji besar yang ada sekarang bukan merupakan hal yang Anda suka.
Misalnya, rata-rata website programmer & developer saat ini bergaji mulai dari 10 Juta rupiah per bulan.
Tentu ini prospek kerja yang sangat bagus, bukan?
Mengingat masa depan digitalisasi dan serba online masih sangat mungkin untuk dikembangkan lagi.
Namun jika Anda bukan orang yang suka bahasa mesin dan kemampuan logika yang kurang, mempelajari berbagai bahasa mesin tentu akan membuat Anda menjadi frustasi.
Hasilnya, bukan tidak mungkin nilai Anda di setiap semester juga akan semakin membuat Anda frustasi.
Ancaman drop out akan Anda dapatkan jika sejak semester awal sudah merasa tidak nyaman menjalani kuliah.
Kalau pun Anda bisa lulus dan sudah bekerja sebagai website programmer & developer, Anda pun tidak akan merasa nyaman dan enjoy saat bekerja dan pasti akan mempengaruhi produktivitas dan kinerja Anda.
Ujung-ujungnya Anda akan dipecat karena performa Anda tidak sesuai harapan perusahaan.
Jadi, dari pada memikirkan pekerjaan di masa depan, lebih baik pikirkan apa yang Anda suka dan cari pekerjaan yang berhubungan dengan yang Anda suka dan berprospek bagus.
2. Memilih Jurusan Kuliah Karena Keinginan Orang Tua
Banyak cerita seorang anak yang dipaksa oleh orang tuanya untuk kuliah di jurusan tertentu.
Alasannya bisa karena orang tuanya menganggap prospek kerja di jurusan tersebut cukup bagus, karena orang tuanya berkuliah di jurusan tersebut, atau keinginan orang tua yang belum kesampaian.
Bukan hanya soal jurusan, nama besar kampus pun bisa menjadi pertimbangan orang tua untuk memaksakan anaknya kuliah di jurusan yang tidak disukai oleh anaknya.
Memang orang tua niatnya baik, agar anaknya tidak mengalami kesusahan di masa depan.
Tapi kalau Anda menjalaninya dengan terpaksa, performa Anda akan sulit menjadi maksimal.
Bahkan ada kasus mahasiswa bunuh diri karena tidak nyaman kuliah di jurusan yang tidak diminati.
Dari pada Anda nantinya tidak nyaman kuliah di jurusan tersebut, lebih baik bicarakan terlebih dahulu kepada orang tua Anda.
Selain itu, Anda juga harus mampu meyakinkan diri Anda dan orang tua Anda bahwa jurusan yang Anda pilih sendiri adalah jurusan yang bagus dan memiliki prospek masa depan yang tidak kalah bagusnya.
Yakinkan orang tua Anda dengan data, jadi Anda perlu merisetnya terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk berbicara dengan orang tua Anda. Jika Anda berbicara tanpa data, Anda hanya akan dianggap omong kosong.
Dan yang pasti, yang nantinya akan kuliah adalah Anda sendiri, bukan orang tua Anda.
Namun karena yang akan membiayainya adalah orang tua Anda, Anda juga harus menjaga kepercayaan orang tua kepada Anda dengan performa yang baik saat berkuliah.
3. Ingin Kuliah di Kampus Ternama dengan Jurusan Apapun
Kalau Anda memilih jurusan yang tidak Anda minanti hanya karena ingin kuliah di kampus ternama, maka kesalahan ada pada diri Anda.
Jika diibaratkan, ini seperti membeli kucing dalam karung.
Anda hanya melihat nama besar kampusnya saja dan sama sekali tidak melihat jurusan kuliahnya.
Kalau sudah begini, ujung-ujungnya Anda akan kesulitan dan kurang nyaman belajar.
Anda akan menghabiskan dengan sia-sia waktu Anda selama 4 tahun kuliah.
Almamater memang sedikit banyak berpengaruh saat di dunia kerja.
Karena semakin bagus dan besar sebuah kampus, semakin banyak pula alumninya yang memiliki jabatan-jabatan penting di perusahaan.
Saat melamar pekerjaan, Anda bisa menjual nama kampus Anda sebagai bahan pertimbangan pihak perusahaan agar bisa merekrut Anda.
Namun yang harus Anda pahami adalah yang membesarkan nama sebuah kampus bukan sekadar kampus itu sendiri, melainkan orang-orang di dalamnya, terutama mahasiswanya.
Jika Anda berkuliah di kampus ternama namun nilai Anda biasa-biasa saja dan cenderung menengah ke bawah, Anda hanya akan mengecewakan kakak tingkat Anda yang akan menjadi atasan Anda.
Itulah beberapa hal yang menyebabkan seseorang bisa sampai salah pilih jurusan kuliah.
Kesimpulannya, Anda harus memiliki alasan-alasan yang tepat dengan disertai data yang cukup dalam memilih jurusan kuliah.
Rencanakan semuanya jauh-jauh hari bahkan saat Anda masih di bangku sekolah agar suatu saat Anda tidak akan merasa salah pilih jurusan kuliah.