
Lebaran tinggal menghitung hari, nih. Ada yang sudah tidak sabar? Baju baru sudah siap, rumah sudah bersih dan rapi, kue sudah masuk toples belum, ya? Biasanya, momen lebaran itu semarak karena aneka makanan yang ada di tiap rumah. Banyak yang serupa, tapi soal rasa, biasanya tak sama. Terutama, kue lebaran. Kue-kue lebaran yang cantik, ditata rapi dalam toples, bisa membuat orang yang ogah makan, auto pasang hastag DoyanMakan di media sosialnya. Bisa habis satu toples sendiri kalau rasanya enak. Anda juga begitu?
Selain kue kering kalengan yang dijual di minimarket atau supermarket, ada beberapa kue lebaran yang khas dan harganya sangat bervariatif. Semakin mahal, biasanya akan dianggap semakin enak. Anda pasti sudah familiar dengan beberapa di antaranya. Tapi, kami akan tambahkan cerita di balik jenis kue lebaran paling populer yang biasanya wajib ada di meja saat lebaran atau hari raya. Yuk, kita bahas satu-satu.
Nastar

Jika ditanya kue lebaran nomor satu, jawabannya pasti nastar. Kue bulat berwarna kuning keemasan, dengan selai nanas di dalamnya. Kue kering satu ini paling sering dicari orang saat lebaran. Rasanya gurih, asam, dan manis, perpaduan antara adonan kue yang dicampur dengan mentega, dan isian selai nanas. Biasanya, orang rela membayar lebih untuk mendapatkan kue nastar yang dibuat secara premium menggunakan butter atau mentega lebih banyak.
Nama nastar berasal dari kata Bahasa Belanda yaitu ananastaart gabungan dari ananas yang berarti “nanas” dan taartjes atau tart yang berarti kue atau pie. Sesuai namanya, kue yang disebut feng li su oleh orang Tiongkok ini pun memiliki warna kuning keemasan yang mirip dengan nanas. Bentuk original-nya memang bulat dengan kilauan dari olesan kuning telur. Namun saat ini, sudah banyak variasi nastar dengan berbagai bentuk, seperti lonjong, kotak, daun, hingga bunga. Isiannya pun mulai divariasikan dengan aneka rasa lainnya seperti cokelat, stroberi, hingga matcha.
Konon, kue ini lahir saat orang Belanda sedang ngidam kue pie buah khas Belanda yang isiannya selai buah asam manis seperti blueberry, strawberry, dan apel. Namun, karena buah-buahan tersebut tidak mudah ditemukan di Indonesia, mereka pun mencari buah pengganti dengan rasa yang mirip. Lalu, dipilihlah nanas. Dengan modifikasi, dibuatlah nastar yang memiliki citarasa yang mirip dengan kue pie khas Belanda namun degan bentuk yang lebih kecil dan mudah dimakan.
Fun fact, kue nastar jadoel biasanya dihias dengan ujung batang cengkeh untuk memberikan aroma hangat sekaligus memberi arti bahwa selai nanas di dalamnya juga memiliki aroma dan rasa cengkeh. Namun saat ini sudah jarang orang membuat nastar dengan menggunakan hiasan seperti ini. Meski begitu, rasa kue nastar yang ada di pasaran tetap enak rasanya.
Kastengel

Selanjutnya, kue lebaran yang paling digemari oleh cheese lovers yaitu kastengel. Kue lebaran ini juga pemegang tahta tertinggi untuk kue kering yang wajib ada di meja. Biasanya, toko atau orang yang menjual nastar juga akan menjual kastengel. Dua-duanya bak anak kembar non-identik. Namun, nastar dan kastengel memiliki perbedaan rasa.
Sama seperti nastar, kastengel berasal dari kata Bahasa Belanda yaitu kaasstengels, gabungan dari kata kaas yang berarti keju dan stengels yang berarti batangan (bisa juga merujuk pada tengels yang berarti jari). Sesuai asal katanya, kue kastengel berasal dari Belanda. Beda dengan nastar yang dibuat karena ketiadaan selai buah, kue ini dipopulerkan di tanah air sebagai bentuk akulturasi budaya orang Belanda. Selain itu, ada cerita menarik di balik kue yang sering disebut cheese finger ini.
Katanya, kastengel asli dibuat dalam bentuk lebih panjang, yaitu sekitar 30 cm dan dimakan bersama salad atau soup. Namun, para wanita Belanda tidak bisa menemukan oven berukuran besar dengan mudah di Indonesia. Karena itulah bentuknya diubah menjadi seukuran setengah jari telunjuk agar mudah saat memanggangnya. Fun fact mengejutkannya lagi, kue kastengel pernah menjadi mata uang, lho. Dulu, di kota bernama Krabbedijke, kastengel dijadikan sebagai alat penukar barang. Hal ini dikarenakan kastengel dibuat dengan keju yang nilainya mahal dan tidak semua orang bisa membuatnya. Unik, ya?
Awalnya kue kastengel dibuat hanya dengan keju edam, keju yang ikonik dengan lapisan lilin merah di luarnya. Keju ini memiliki rasa yang lebih asin, teksturnya lembut, aroma yang tajam jika dibandingkan dengan keju lainnya. Namun, dengan modifikasi, kastengel yang ada saat ini dibuat dengan campuran jenis keju lain, yaitu cheddar dan parmesan. Ketiga jenis keju tersebut memberikan rasa, aroma, dan tekstur yang unik. Rasa gurih, asin, dan manisnya yang pas bisa membuat siapa saja sulit menolak kastengel.
Putri Salju

Memang tidak ada musim salju di Indonesia, tapi ada musim putri salju ketika lebaran, lho. Iya, kue putri salju termasuk dalam Top 5 kue lebaran yang wajib ada di meja. Jika nastar terasa gurih asam manis, kastengel terasa gurih asin, maka kue putri salju rasanya dominan manis. Bahkan, ada yang rasanya sangat manis.
Nama putri salju diambil dari tampilan kue yang berwarna putih agak kekuningan, lalu ditaburi dengan gula putih halus yang menyerupai salju. Namun, sebenarnya kue lebaran ini memiliki nama yang lebih sulit. Meski nama populernya berbahasa Indonesia, nama kue yang populer di Austria ini aslinya berasal dari kata Bahasa Jerman yaitu vanillekipferl, yang berarti bulan sabit vanila. Nama ini sesuai dengan bentuk kue yang dibentuk mirip dengan bulan sabit dan dibuat dengan menambah essence vanila pada adonannya agar aromanya harum.
Sama seperti kue lebaran sebelumnya, kue putri salju dibawa oleh warga negara asing. Bagi orang Eropa, terutama Austria dan Jerman, kue putri salju menjadi kue istimewa yang biasanya hanya dibuat saat natal, tahun baru, atau momen istimewa lainnya. Mirip dengan kita, ya?
Meski bentuk aslinya bulan sabit dengan taburan gula putih, kue putri salju telah mengalami banyak modifikasi. Banyak orang yang membuat kue putri salju dengan aneka bentuk seperti bulat, lonjong, hati, persegi dan sebagainya. Selain itu, taburan gula halus yang khas juga dimodifikasi dengan taburan bubuk lain seperti bubuk susu, cokelat, matcha, dan campuran gula dan keju. Ragam modifikasi tersebut membuat rasa kue putri salju menjadi lebih enak dan sesuai dengan lidah orang Indonesia.
Kue Kacang

Selanjutnya adalah kue yang sering dianggap sebagai kue khas lokal, yaitu kucang atau kue kacang. Kue ini termasuk dalam golongan kue kering yang wajib ada di meja saat lebaran. Karena rasa kacangnya dominan, kue kacang memiliki banyak penggemar, mulai dari anak-anak hingga lansia. Rasanya yang gurih, sedikit asin, dan manis, membuat ketagihan.
Konon, kue ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Orang Belanda yang suka dengan kue kering dan suka makan kacang-kacangan, berinisiatif membuat kue dengan bahan dasar terigu, gula, mentega, dan kacang tanah yang mudah ditemui di Indonesia. Karena rasanya yang enak, kue ini dulunya hanya dibuat saat momen-momen istimewa dan hanya bisa ditemukan di rumah bangsawan.
Sama dengan jenis kue lainnya, kue kacang juga mengalami banyak modifikasi. Dulu, kue ini memiliki ciri khas bentuk mirip dengan kue putri salju yaitu bulan sabit. Sekarang, Anda bisa menemukan kue kacang dalam aneka bentuk, mulai dari bulat pipih, bentuk hati, kotak, hingga bunga. Selain itu, tidak hanya berwarna kuning kecoklatan dengan kilauan olesan kuning telur, kue kacang juga dimodifikasi dengan aneka taburan rasa, seperti taburan wijen, keju, kacang mede, kacang almond, dan aneka rasa seperti rasa cokelat, keju, dan pandan.
Lidah Kucing

The last, but not the least, adalah kue lebaran yang namanya unik yaitu kue lidah kucing. Jika nastar, kastengel, dan putri salju memiliki nama yang berbeda dengan bahasa aslinya, kue lidah kucing berbeda. Kue lebaran ini diberi nama sesuai dengan arti harfiah asal bahasanya.
Nama kue lidah kucing berasal dari bahasa Belanda yaitu kattentongen, yang berarti lidah kucing. Meski dipopulerkan oleh warga belanda, sebenarnya kue lidah kucing berasal dari negara lain. Kue ini dibuat oleh sebuah perusahaan bernama Küfferle (saat ini telah diakuisisi oleh Lindt & Sprüngli) asal Austria pada abad ke-19. Dari Austria, menyebarlah kue lidah kucing ini ke Perancis yang disebut langues de chat. Karena rasanya yang gurih manis dengan tekstur renyah, kue ini makin populer dan dikreasikan oleh negara-negara lain seperti Jerman yang menyebutnya katzenzungen, Spanyol yang meyebutnya lengua de gato, Italia yang menyebutnya lingua di gatto, dan Rumania yang menyebutnya limbi de pisică.
Di Indonesia, kreasi lidah kucing juga sangat beragam. Kue yang disebut sebagai kue paling bikin ketagihan ini makin populer karena aneka modifikasinya. Bentuknya tetap sesuai dengan namanya, lonjong pipih seperti lidah kucing, namun banyak orang yang membuat kue lidah kucing dengan berbagai warna dan rasa seperti rasa cokelat, matcha, keju, strawberry, hingga rainbow. Selain itu, beberapa orang juga memberi topping seperti keju, choco chips, dan kacang agar tekstur dan rasanya lebih enak.
Suka pizza? Jika ya, cobain resep pizza dan makanan Italia lainnya di sini, yuk!
Bagaimana? Paling suka kue lebaran yang mana?
Kami, sih, suka semuanya. Lebaran hanya setahun sekali, jadi kalau bisa mencoba 5, mengapa harus satu. Setuju, nggak?
Tapi, jangan terlalu banyak makan kue lebaran, ya. Kami tahu, kue lebaran memang enak dan bikin nagih. Namun, tidak baik makan kue lebaran dengan jumlah yang terlalu banyak. Masih ada hari esok, masih ada rumah lain yang harus Anda kunjungi. Jadi, makan secukupnya saja, ya.
Selain lima kue lebaran tersebut, masih ada banyak kue lebaran yang bisa Anda coba ketika lebaran. Beberapa di antaranya ialah kue semprit, kue sagu, biji ketapang, akar kelapa, keciput, kering jahe, dan masih banyak lainnya.
Anda punya rekomendasi atau cerita kue lebaran lainnya? Yuk, share di kolom komentar.
Semoga libur lebaran Anda menyenangkan, ya.
See you!