Bagi Anda yang akan baru pertama kali melakukan medical check up perusahaan, terutama para fresh graduated, pasti ada perasaan bimbang apakah kondisi kesehatannya sesuai dengan yang disyaratkan oleh perusahaan. Kali ini kita akan membahas tentang beberapa tips lolos medical check up perusahaan agar hasilnya baik dan Anda bisa melanjutkan proses rekrutmen ke tahap selanjutnya.
Apa Itu Medical Check Up?
Medical check up adalah serangkaian pemeriksaan kondisi medis dan kesehatan seseorang yang dilakukan oleh tenaga medis khusus (dokter dan perawat) untuk kemudian dilakukan evaluasi. Medical check up merupakan salah satu tahapan yang harus dilalui oleh calon karyawan yang sudah dinyatakan lolos interview kerja dan dinyatakan diterima di sebuah perusahaan.
Tujuan dari medical check up perusahaan ini adalah untuk memastikan bahwa kesehatan calon karyawan dalam keadaan yang baik, sesuai dengan yang disyaratkan oleh perusahaan agar bisa menjalankan tugas dengan baik pula.
Selain itu, medical check up juga sebagai usaha pendeteksian sejak dini terkait kondisi kesehatan seseorang untuk dapat mengenali kondisi kesehatannya sendiri. Kemudian selanjutnya diharapkan seseorang dapat tetap menjaga kesehatannya dan melakukan pola hidup sehat sehingga tetap dapat optimal bekerja di perusahaan.
Oleh karena itu biasanya di perusahaan-perusahaan besar, medical check up karyawan dilakukan rutin sekali dalam setahun. Namun ada juga yang setiap enam bulan sekali atau bahkkan dua tahun sekali, bergantung pada kondisi perusahaan, jenis pekerjaan, dan juga kondisi kesehatan karyawan itu sendiri.
Apa Saja Rangkaian Pemeriksaan dalam Prosedur Medical Check Up?
Ada beragam rangkaian atau paket medical check up yang disesuaikan dengan kebutuhan individu maupun perusahaan. Harga paket medical check up sangat beragam, mulai dari ratusan ribu rupiah sampai dengan jutaan, bergantung pada jumlah rangkaian pemeriksaan, klinik, dan juga rumah sakitnya. Tapi setidaknya ada beberapa hal yang harus diperiksa dalam paket medical check up lengkap.
1. Anamnesa (Wawancara Medis)
Wawancara medis atau dalam bahasa medis biasa disebut dengan anamnesa adalah sesi tanya jawab antara dokter dengan pasien atau dalam bentuk lembaran formulir dan kuisioner. Tujuan dari anamnesa adalah mengumpulkan informasi penting tentang apa yang dialami dan dirasakan oleh pasien. Hasil dari wawancara medis ini dapat membantu dokter untuk mendiagnosis kondisi kesehatan pasien serta dalam proses pengambilan keputusan dan juga saran.
Apa saja yang akan ditanyakan dan dicatat oleh dokter dalam prosedur anamnesa ini?
- Identitas
- Riwayat kondisi saat ini, baik penyakit yang sedang dirasakan dan juga alergi
- Riwayat kondisi atau penyakit yang pernah diderita
- Riwayat operasi kecil dan besar akibat penyakit atau kecelakaan
- Riwayat kesehatan keluarga
- Riwayat pekerjaan
- Gaya hidup seperti pola makan, kebiasaan olah raga, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol dan kebiasaaan-kebiasaan lainnya
- Obat-obatan yang rutin dikonsumsi
Dari beberapa data utama tadi, seorang dokter bisa saja masih membutuhkan informasi tambahan yang berkaitan dengan kondisi kesehatan pasien dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang berkaitan.
2. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital
Pemeriksaan tanda-tanda vital adalah pemeriksaan kondisi tubuh seseorang melalui tanda-tanda vital yang secara umum jika tidak sesuai dengan standarnya, maka seseorang dianggap memiliki masalah pada kondisi kesehatannya. Tanda-tanda vital yang akan diperiksa oleh dokter atau perawat meliputi:
- Denyut jantung. Dokter akan mendengarkan dan menghitung denyut jantung menggunakan stetoskop. Bisa juga dengan merasakan denyutan di pembuluh darah arteri yang memiliki denyut paling jelas. Umumnya denyut jantung orang normal yang sehat dan sedang tidak melakukan aktivitas fisik yang berat memiliki frekuensi antara 60 hingga 100 denyut per menit.
- Cara bernapas. Saat seseorang tidak melakukan aktivitas fisik yang berat, frekuensi pernapasan orang dewasa berkisar 12 hingga 20 kali per menit. Biasanya dokter akan meminta Anda untuk bernapas normal seperti biasa.
- Suhu tubuh. Suhu tubuh diukur dengan menggunakan termometer khusus badan manusia dan sering menjadi acuan dasar apakah seseorang sedang sehat atau tidak. Jika suhu tubuh melampaui batas 36,5 hingga 37,5 derajat Celcius, maka seseorang dianggap sedang kurang sehat.
- Tekanan darah. Alat pengukur tekanan darah disebut tensimeter. Tekanan darah bergantung pada usia dan jenis kelamin. Umumnya tekanan darah perempuan lebih tinggi daripada laki-laki. Tekanan darah orang dewasa normal tanpa aktivitas fisik yang berat berada di kisaran 90 – 120 mmHg sistolik dan 60 – 80 mmHg diastolik.
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik merupakan pemeriksaan ada tidaknya kelainan pada fisik seseorang yang berpotensi pada gangguan kesehatan yang meliputi:
- Pengukuran tinggi bandan dan berat badan. Pengukuran tinggi dan berat badan biasanya cukup dilakukan oleh perawat yang akan mencatat hasil pengukurannya.
- Pemeriksaan area kepala. Area kepala yang biasanya diperiksa adalah:
- Bentuk kepala
- Posisi kepala terhadap tubuh
- Kondisi wajah
- Rongga mulut, gigi, dan lidah
- Mata
- Telinga
- Leher yang meliputi tulang leher hingga kelenjar tiroid.
- Pemeriksaan paru. Dokter akan menggunakan stetoskop untuk memeriksa ada tidaknya suara pernapasan yang abnormal.
- Pemeriksaan jantung. Selain denyutnya, jantung juga diperiksa suara detaknya dengan menggunakan stetoskop.
- Pemeriksaan perut dan hati. Dengan menggunakan alat yang sama, yaitu stetoskop, dokter akan memeriksa bunyi usus dan organ-organ lain di dalam perut. Dokter juga akan menekan beberapa bagisn perut untuk memastikan ada tidaknya cedera atau penyakit di dalam perut.
- Pemeriksaan kulit dan kuku. Pemeriksaan kulit dilakukan secara visual dengan melihat tanda-tanda ketidaknormalan kondisi kulit dan kuku akibat penyakit atau cidera.
- Pemeriksaan ginjal. Pemeriksaan tanda awal kesehatan ginjal adalah dengan memukul pinggang bagian belakang agak ke atas.
- Pemeriksaan sensorik dan motorik. Pemeriksaan dilakukan terhadap kekuatan otot, persendian, reflek tubuh, dan juga keseimbangan.
4. Pemeriksaan Mental
Pemeriksaan mental umumnya dilakukan oleh psikolog melalui rangkaian pertanyaan dan pengujian lainnya. Tidak semua perusahaan mensyaratkan pemeriksaan mental.
5. Pemeriksaan Laboraturium
Pemeriksaan laboraturium meliputi pemeriksaan darah, urin, dan feses.
Pemeriksaan darah lengkap dengan mengambil sample darah dilakukan pengujian di laboraturium. Umumnya sekitar 8 – 10 jam sebelum dilakukan pegambilan sample darah, pasien wajib berpuasan untuk tidak makan dan minum minuman berperasa dan hanya boleh minum air putih. Pengambilan sample darah biasanya dilakukan 8 – 10 jam setelah berpuasa dan 2 jam setelah makan.
Pemeriksaan darah lengkap akan menghasilkan nilai jumlah sel darah (trombosit, leukosit, dan eritrosit), kolesterol, asam urat, gula darah, hingga enzim organ vital.
Pemeriksaan urin dan feses mengharuskan pasien memasukkan sample urin dan fese ke dalam botol sample yang sudah disediakan. Test urin berfungsi mendeteksi adanya gangguan ginjal dan hati, saluran kemih, glukosa, serta bakteri. Pemeriksaan feses berfungsi untuk mendeteksi adanya gangguan pada sistem pencernaan serta mendeteksi adanya parasit, virus, bakteri, atau jamur.
6. Pemeriksaan Organ Dalam Melalui Pencitraan
Pemeriksaan organ dalam dengan metode pencitraan dalam medical check up normal umumnya terbatar pada USG dan Rontgen. Namun tidak menutup kemungkinan untuk pemeriksaan lebih lanjut seperti pencitraan dengan MRI.
- USG (Ultrasonography)
USG (Ultrasonography) adalah prosedur medis untuk mendiagnosis kesehatan seseorang dengan mengambil gambar pada bagian tubuh tertentu. Alat USG ini memanfaatkan gelobang frekuensi tinggi untuk mendapatkan pencitraan ini.
USG berfungsi untuk memonitor secara visual segala yang ada di dalam tubuh manusia seperti denyut jantung pada janin, perut dan organ dalam lainnya, organ jantung, ginjal, ovarium, rahim, dan lain sebagainya.
- Rontgen atau X-Ray
Rontgen atau X-ray menggunakan teknologi radiasi untuk mengambil foto organ di dalam tubuh. Rontgen sering dilakukan ketika dokter akan mendiagnosis bagian dari kerangka pasien, termasuk tulang badan, tengkorak, dan juga gigi.
- MRI (Magnetic Resonance Imaging)
MRI (Magnetic Resonance Imaging) adalah bentuk pemeriksaan medis organ dalam dengan memanfaatkan teknologi magnet dan gelombang radio. Hasil dari pencitraan MRI lebih detil dan lebih teliti daripada USG dan Rontgen. MRI membutuhkan zat pewarna khusus yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah agar gambar yang dihasilkan lebih jernih dan jelas.
Penggunaan teknologi MRI cukup erat kaitannya dengan operasi otak, karena seorang dokter harus menganalisis dan mendiagnosis dengan baik dan mendalam sebelum sebelum melakukan tindakan pada otak pasien,
7. EKG (Elektrokardiogram)atau ECG (Electrocardiogram)
EKG atau ECG adalah metode diagnosis pada medis yang membaca gelombang elektrik yang tercipta dari setiap detak jantung. EKG berfungsi untuk memeriksa fungsi jantung dengan segala aktivitas elektrisnya. Alat EKG akan merekam aktivitas jantung dalam rentang waktu tertentu.
Dokter akan memasang sejumlah alat sadap atau sensor elektroda ditempelkan di area dada pada titik-titik tertentu sesuai dengan prosedur EKG dan juga menempelkannya di pergelangan tangan dan pergelangan kaki.
EKG dapat mendeteksi sejak dini jika ada kelainan fungsi jantung.
8. Pemeriksaan Spirometri
Pemeriksaan Spirometri adalah pemeriksaan medis untuk mendiagnosis fungsi kinerja paru-paru seseorang. Spirometri melakukan pencatatan volume udara yang masuk dan keluar dari paru-paru serta kecepatannya.
Biasanya test spirometri akan dilakukan dua hingga tiga kali pencatatan dalam satu waktu untuk memastikan hasilnya konsisten.
9. Tes Buta Warna
Tes buta warna untuk mendeteksi adanya kecacatan atau menurunnya kemampuan retina mata dalam mengolah warna. Buta warna tidak akan terdeteksi tanpa dilakukannya serangkaian tes.
Beberapa bidang pekerjaan maupun pendidikan membutuhkan kejelian dan ketelitian dalam membedakan warna. Pekerjaan sebagai engineer, teknisi, dan juga farmasi umumnya membutuhkan ketelitian dalam membedakan warna.
10. Pemeriksaan Audiometri
Pemeriksaan audiometri adalah prosedur pemeriksaan medis untuk memeriksa fungsi pendengaran seseorang dengan pengujian mendengarkan suara, nada, dan frekuensi tertentu pada volume tertentu.
Kenapa Harus Melakukan Medical Check Up?
Hampir semua perusahaan di Indonesia menjadikan tes medical check up sebagai salah satu tes yang harus dilakukan oleh para pelamar pekerjaan. Tes ini biasanya akan menjadi penentu akhir bagi calon pelamar untuk dapat bekerja di perusahaan. Untuk itu, agar tidak gagal dalam tahapan proses rekrutmen yang paling menakutkan ini maka Anda harus mempelajari tips lolos medical check up perusahaan.
Bagi perusahaan, tes kesehatan ini sangat perlu dilakukan sebelum menentukan calon-calon karyawan. Dengan menerapkan tes medical check up pada proses rekrutmennya diharapkan mampu melahirkan calon-calon pekerja yang sehat dan bugar sehingga akan mampu menjalankan aktivitas perusahaan secara baik.
Bukan hanya penting bagi perusahaan untuk menentukan pekerja dengan kondisi kesehatan yang baik ternyata melakukan serangkai pemeriksaan pada saat tes kesehatan akan memberikan manfaat. Calon pelamar akan semakin aware dengan kondisi kesehatannya dan apabila terdapat gangguan kesehatan dapat diatasi dengan cara pengobatan yang benar.
10 Tips Lolos Medical Check Up Perusahaan
Melihat adanya manfaat untuk kedua belah pihak baik dari penyedia lapangan pekerjaan atau pun pencari kerja, jika Anda tengah menjalani proses rekrutmen perusahaan impian, berikut 10 tips lolos medical check up perusahaan yang perlu Anda perhatikan dan terapkan.
1. Pastikan Tubuh Dalam Kondisi Optimal saat Melakukan Medical Check Up
Kondisi tubuh tidak optimal bisa menjadi penyebab hasil medical check up menjadi kurang baik. Tes sederhana yang mampu membuat tegang setiap orang ini karena dijadikan sebagai penentu lolos tidaknya proses seleksi rekrutmen sudah seharusnya tidak dikesampingkan. Memperhatikan kondisi tubuh pun menjadi salah satu tips lolos medical check up perusahaan.
Terlalu banyak pikiran, stres dan memiliki pola hidup tidak sehat cenderung akan membuat tubuh tidak optimal. Untuk dapat berhasil dari tes kesehatan ini maka Anda dapat memulai dengan menjalani hidup sehat, berolahraga teratur dan juga memiliki waktu istirahat yang cukup.
Jenis makanan yang dikonsumsi juga menjadi faktor penentu optimal atau tidaknya kondisi tubuh. Pemilihan makanan yang dikonsumsi seharusnya disesuai dengan kebutuhan tubuh dengan memperhatikan kadar karbohidrat, lemak, protein hingga asam amino yang dibutuhkan tubuh. Tentunya, kadar nutrisi tersebut disesuaikan dengan usia seseorang.
2. Istirahat yang Cukup
Pola tidur yang teratur tentu akan menjadi faktor penentu cukup tidaknya seseorang beristirahat. Jika Anda memang memiliki pola tidur yang baik tentu tidak akan sulit untuk mendapatkan waktu istirahat yang cukup.
Bagaimana dengan penderita insomnia? Jangan khawatir bagi Anda penderita insomnia, sebelum waktu yang semakin dekat untuk melakukan tes kesehatan, Anda dapat memulai dengan mengatur jam tidur. Jika memang tetap tidak bisa terlelap maka paksa mata Anda tertutup karena dalam keadaan gelap biasanya tubuh pun perlahan-lahan akan mulai terlelap.
Istirahat yang cukup ternyata memberikan efek yang cukup baik untuk tubuh. Tubuh akan terasa lebih segara setelah tertidur pulas karena tidak ada lagi saraf-saraf dan juga otot-otot yang tegang. Pada saat saraf dan otot dalam keadaan rileks maka hormon stres dalam tubuh pun akan semakin berkurang dan bahkan hilang.
3. Konsumsi Air Mineral yang Cukup
Tubuh membutuhkan asupan air mineral 2 liter atau setara dengan 8 hingga 12 gelas air setiap harinya. Asupan air mineral yang memenuhi kebutuhan tubuh akan membantu melancarkan proses metabolisme tubuh dan juga membantu melunturkan racun-racun yang akan dikeluarkan pada saat buang air kecil.
Dalam proses medical check up, urin menjadi salah satu sampel yang akan diuji oleh dokter atau laboran. Konsumsi air mineral yang cukup dalam tubuh akan membantu proses pengambilan urine yang mudah dan mendapatkan volume sampel yang dibutuhkan.
Tips lolos medical check up perusahaan dengan memperhatikan konsumsi air yang cukup di dalam tubuh maka Anda tidak boleh malas minum. Mulai sekarang, dekatkan botol minum di samping aktivitas Anda untuk mendapatkan hasil medical check up sesuai dengan harapan. Terkadang, rasa malas minum itu datang karena jauhnya jangkauan minuman dengan Anda.
4. Jaga Stamina Tubuh
Menjaga stamina tubuh agar tetap fit dan bugar memang sudah seharunya dilakukan oleh semua orang yang akan melakukan medical check up. Kondisi kesehatan yang bagus akan memberikan hasil medical check up yang baik pula. Berolahraga dapat dijadikan sebagai cara dalam menjaga stamina tubuh karena ampuh membantu peredaran darah berjalan normal ke seluruh tubuh.
Berlari, bersepeda dan jalan cepat bisa dijadikan sebagai cara untuk menjaga stamina tubuh Anda. Hindari melakukan olah raga berat sebelum melakukan medical check up. Olah raga berat dinilai kurang bagus dilakukan sebelum melakukan tes kesehatan karena meningkatkan tekanan darah secara drastis sehingga akan mempengaruhi hasil medical check up yang cenderung kurang bagus.
5. Hindari Konsumsi Kafein dan Rokok
Kafein dan rokok merupakan 2 hal yang tidak ada manfaatnya jika dikonsumsi. Pola hidup yang tidak sehat seperti sering mengonsumsi minuman dengan kandungan kafein hingga kebiasaan merokok akan menjadi penentu dari hasil tes kesehatan seleksi perusahaan.
Kebiasaan konsumsi kafein akan mempengaruhi tekanan darah tubuh sehingga akan sulit untuk mengambil sampel darah. Sedangkan kebiasaan merokok akan memberikan dampak buruk pada sistem paru-paru. Seorang perokok cenderung terdapat bercak-bercak hitam pada paru-paru sehingga akan sangat berdampak bagi hasil rontgen
Untuk mengikuti proses seleksi calon karyawan, tips lolos medical check up perusahaan yang paling ampuh adalah berhenti memiliki pola hidup yang tidak sehat. Sebaiknya Anda berhenti merokok dan konsumsi minuman dengan kandungan kafein 1 hingga 2 bulan sebelum tes medical check up.
6. Perbanyak Konsumsi Buah dan Sayur
Buah dan sayur sangat dikenal kaya manfaatnya. Tidak akan ada ruginya jika Anda mengonsumsi buah dan sayur setiap hari. Kandungan serat di dalam buah dan sayur yang Anda konsumsi juga dapat membantu melancarkan pencernaan sekaligus membantu proses metabolisme dalam tubuh. Anda dapat mengonsumsi pisang, alpukat hingga brokoli yang terkenal dengan kandungan seratnya.
Konsumsi buah dan sayur sangat dianjurkan dilakukan setiap hari. Lalu bagaimana jika sudah mendekati waktu medical check up? Sebaiknya Anda mulai melakukan konsumsi buah dan sayur setidaknya seminggu sebelum melakukan tes dan hindari makanan-makanan yang dapat mengganggu kesehatan seperti gorengan dan minuman bersoda. Tahan godaan, Anda harus konsisten jika ingin lolos medical check up perusahaan dan mendapatkan hasil yang baik.
7. Hindari Konsumsi Makanan Berlemak dan Asin
Makanan berlemak dan memiliki rasa gurih menjadi makanan yang disukai hampir dari semua orang. Sayangnya, mengonsumsi makanan berlemak dan juga asin yang berlebih dapat menimbulkan risiko kolesterol dan tekanan darah tinggi. Hal tersebut tentu tidak akan memberikan hasil yang baik pada proses tes kesehatan yang Anda lakukan.
Kolesterol dan tekanan darah yang melebihi ambang batas yang ditentukan akan menjadi penghambat hasil medical check up yang Anda dilakukan sehingga hasilnya juga tidak akan sesuai harapan. Untuk itu, sangat disarankan menghindari konsumsi makanan berlemak dan juga memiliki rasa asin minimal 3 hari sebelum melakukan tes.
8. Berpuasa Sebelum Melakukan Medical Check Up
Sebelum melakukan medical check up, yang perlu Anda lakukan adalah berpuasa. Konsumsi makanan berupa nasi atau yang memiliki rasa manis (gula berlebih) akan meningkatkan kadar gula dalam tubuh. Sedangkan proses medical check up tidak terlepas dari pengecekan kadar gula.
Berpuasa menjadi salah satu cara paling ampuh dalam menurunkan kadar gula yang meningkat dari makanan yang dikonsumsi. Anda disarankan melakukan puasa kurang lebih 8 – 10 jam sebelum pemeriksaan tes kesehatan.
9. Tidak Sedang Mengonsumsi Obat-obatan
Konsumsi obat-obatan tentunya akan memberikan efek samping bagi tubuh. Apabila Anda tengah mengikuti proses seleksi calon karyawan perusahaan alangkah baiknya menghindari konsumsi obat-obat dari berbagai merek atau bahkan yang berasal dari resep dokter. Biasanya, konsumsi obat-obatan ini akan memberikan efek samping sampai dengan 3 hari bagi yang mengonsumsinya.
Konsumsi obat-obatan akan mempengaruhi hasil dari tes darah dan urin, dii mana tes darah dan urin merupakan salah satu rangkaian medical check up yang harus dilalui. Meskipun kondisi tekanan darah normal hingga peredaran darah berjalan lancar, bisa jadi mengonsumsi obat-obatan tersebut akan memberikan efek fatal dari hasil yang akan diperoleh sehingga tidak sesuai dengan harapan.
10. Pemilihan Waktu Medical Check Up
Pemilihan waktu medical check up ternyata berpengaruh pada hasil yang akan didapatkan. Pemilihan waktu yang salah maka hasil yang diberikan pun tidak akan sesuai dengan harapan. Sebaiknya, medical check up dimulai pada waktu pagi hari di mana kondisi tubuh dalam keadaan yang bugar karena telah memiliki waktu tidur yang cukup dan semua jaringan tubuh berpuasa di malam hari.
Lalu, bagaimana jika mendapatkan jadwal medical check up siang? Anda tidak perlu khawatir, jika Anda telah melakukan ke sembilan poin di atas maka usaha yang Anda lakukan akan membantu memberikan hasil yang baik pula. Harus konsisten melakukannya ya!
Penjelasan tentan medical check up serta 10 tips lolos medical check up perusahaan di atas diharapkan mampu mengantarkan Anda menjemput pekerjaan yang selama ini diinginkan. Meskipun terdengar tes kesehatan adalah hal yang sepele, akan tetapi akan menentukan keberhasilan Anda dalam memiliki karir untuk masa depan. Semoga usaha yang Anda lakukan selama mengikuti proses rekrutmen memberikan hasil sesuai yang diharapkan.