Sebelum memutuskan membeli emas, biasanya Anda akan bertanya kepada pada diri sendiri, “harga emas sekarang naik atau turun, yaa..?” Dengan memahami penyebab naik turunnya harga emas, Anda akan mampu menjawab pertanyaan tersebut.
Siapa yang sudah investasi emas sejak lama?
Beruntunglah bagi Anda yang saat ini sudah memiliki tabungan emas, baik digital maupun emas secara fisik.
Harga emas saat ini berada dikisaran Rp900.000,00 per gram.
Bahkan sebelumnya, harga emas sempat menembus angka Rp1.000.000,00 per gram pada pertengahan tahun 2021.
Angka itu merupakan angka termahal harga emas sepanjang sejarah.
Ya, harga emas memang naik turun setiap harinya.
Seperti pada pembahasan fakta tentang emas minggu lalu, bahwa harga emas selalu berfluktuasi naik dan turun setiap harinya.
Hari ini bisa naik Rp10.000,00 kemudian besok bisa turun Rp5.000,00, begitu pula sebaliknya.
Maka dari itu, Anda perlu memperhatikan waktu yang tepat untuk membeli dan menjual emas agar tidak mengalami kerugian.
Naik turunnya harga emas tentu bukan tanpa sebab.
Berikut ini beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga emas.
Penyebab Naik Turunnya Harga Emas
1. Ketidakpastian Kondisi Global
Harga emas bisa dipengaruhi oleh kondisi suatu negara maupun kondisi global, seperti kebijakan politik dan moneter, faktor ekonomi, bencana alam, maupun masalah sosial.
Tidak terkecuali saat wabah virus Covid-19 melanda dunia sepanjang tahun 2020 hingga 2022.
Pandemi Covid-19 berdampak cukup besar terhadap kestabilan perekonomian dunia.
Banyak orang dan lembaga-lembaga keuangan memilih untuk berinvestasi pada emas, sebab emas dikenal sebagai bentuk investasi yang aman.
Maka dari itu harga emas mengalami kenaikan karena banyaknya permintaan, terutama di pertengahan tahun 2021.
Tetapi begitu kondisi dan situasi mulai stabil, harga emas akan turun karena permintaannya mulai berkurang.
Bahkan mungkin orang-orang mulai banyak yang menjual dan menggadaikan simpanan emas-emas mereka untuk membayar kebutuhan hidup atau untuk modal usaha.
2. Naik Turunnya Kurs Mata Uang Suatu Negara
Fluktuasi harga emas juga tidak lepas dari pengaruh nilai tukar mata uang suatu negara.
Di Indonesia, harga emas banyak dipengaruhi oleh dinamika nilai tukar Rupiah (IDR) terhadap Dolar Amerika Serikat (USD)
Ketika kurs Dolar AS menguat terhadap Rupiah, biasanya harga emas akan naik.
Begitu pula jika Dolar AS melemah terhadap Rupiah, harga emas akan turun.
Itu artinya, ketika ada indikasi penguatan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS, maka Anda bisa bersiap-siap untuk mendaptkan emas di harga yang lebih murah.
Namun jika ada indikasi pelemahan Rupiah terhadap Dolar AS, Anda bisa menjual emas Anda untuk memperoleh keuntungan.
3. Perbandingan Jumlah Permintaan dan Penawaran Logam Mulia
Hukum Ceteris Paribus mengatakan bahwa jika permintaan lebih tinggi daripada penawaran, maka harga barang akan naik.
Begitu pula jika permintaan lebih rendah daripada penawaran, maka harga barang akan turun.
Ketika banyak orang yang ingin membeli emas tetapi hanya ada sedikit penjual yang menjual emasnya, maka pada saat itu harga emas akan naik.
Sebaliknya, jika banyak pedagang emas yang menjual emasnya namun peminatnya sepi, pada saat itu harga emas akan turun.
Hal ini tentu saja bisa disebabkan oleh kondisi yang sudah dijelaskan pada poin pertama.
Para pemilik emas enggan menjual emas-emas mereka ketika kondisi global sedang tidak stabil sehingga terjadi kelangkaan stok emas yang berakibat pada naiknya harga emas.
4. Perubahan Tingkat Suku Bunga Bank
Naik turunnya harga emas juga tidak lepas dari pengaruh kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed.
Misalnya perubahan kenaikan atau penurunan tingkat suku bunga acuan.
Jika The Fed mengerek suku bunga acuannya, harga emas biasanya akan merosot.
Hal ini terjadi karena investor lebih memilih menaruh uangnya di instrumen dolar maupun surat utang yang tingkat imbal hasilnya lebih tinggi.
Tetapi kalau The Fed menurunkan suku bunga acuannya, orang akan lari ke investasi emas karena dianggap lebih menarik dan lebih aman.
Maka harga emas cenderung akan lebih mahal karena semakin banyak permintaan.
Pengambilan keputusan oleh The Fed untuk menaikkan atau menurunkan suku bunga acuan dipengaruhi beberapa faktor, seperti inflasi, tingkat pengangguran, pertumbuhan ekonomi, dan lainnya.
5. Tingkat Inflasi di Sebuah Negara
Inflasi di suatu negara tentu saja akan memengaruhi harga emas.
Akibat adanya inflasi, hampir semua harga barang dan jasa pasti akan mengalami kenaikan, tidak terkecuali harga emas di pasaran, baik lokal maupun global.
Jika tingkat inflasi di Indonesia tinggi misalnya, harga emas cenderung lebih mahal.
Kenapa begitu?
Karena daripada investasi pada instrumen yang keuntungannya tergerus inflasi, lebih baik investasi pada emas yang aman dan nilainya stabil atau bahkan relative naik.
Tak heran bila inflasi tinggi, konglomerat atau orang-orang tajir melakukan diversifikasi atau beralih ke investasi emas untuk mengamankan kekayaannya.
Hubungan antara Inflasi dan Emas
Mengutip dari laman https://www.bi.go.id/, inflasi adalah fenomena terjadinya kenaikan harga barang mupun jasa secara umum secara terus menerus dalam jangka wantu tertentu.
Namun tidak bisa disebut inflasi jika kenaikan harga hanya terjadi pada sebagian barang atau jasa kecuali kenaikan ini meluas dan diikuti oleh kenaikan harga barang dan jasa yang lainnya.
Inflasi merupakan indikasi bahwa nilai mata uang suatu negara mengalami penurunan dari waktu ke waktu.
Seperti misalnya apa yang bisa Anda peroleh dengan uang Rp100.000,00 di tahun 2010 dan di tahun 2022?
Dengan Rp100.000,00 di tahun 2010 Anda bisa membeli kurang lebih 12 kg beras dengan kualitas yang baik di harga Rp8.000,00 per kilogram.
Tetapi di tahun 2022, mungkin Anda hanya bisa mendapatkan kurang lebih 7 kg beras di harga Rp13.000,00 per kilogram.
Pada tahun 2010, satu gram emas 24 karat bisa Anda dapatkan di harga tertingginya Rp400.000.
Dan jika emas satu gram tersebut dijual kembali pada di pertengahan tahun 2022, Anda bisa menjualnya di harga sekitar Rp800.000,00.
Bagaimana jika harga emas di tahun 2010 dan 2022 dikonversikan dengan harga beras?
Berapa kilogram beras kualitas baik yang bisa kita dapatkan dengan satu gram emas 24 karat?
Di tahun 2010, dengan satu gram emas Anda bisa mendapatkan kurang lebih 50 kilogram beras.
Di tahun 2022, dengan satu gram emas Anda bisa mendapatkan kurang lebih 62 kilogram beras.
Cukup menguntungkan, bukan?
Bisa disimpulkan bahwa jika Anda hanya menyimpan uang di bank maupun dala bentuk tunai, semakin lama nilainya akan turun termakan inflasi.
Lain halnya jika Anda menyimpan kekayaan dalam bentuk emas, nilainya akan cenderung naik dalam jangka waktu yang lama.
Di bawah ini adalah tabel perbandingan antara fluktuasi harga emas dengan kenaikan inflasi dalam kurun waktu 2010 hingga 2021.
Tahun | Kenaikan Harga Emas (%) |
Inflasi yoy (%) |
2010 | 31.31 | 6.96 |
2011 | 10.89 | 3.79 |
2012 | 13.69 | 4.3 |
2013 | -9.18 | 8.38 |
2014 | 0.17 | 8.36 |
2015 | -0.11 | 3.35 |
2016 | 6.17 | 3.02 |
2017 | 13.38 | 3.61 |
2018 | 4.68 | 3.13 |
2019 | 13.93 | 2.72 |
2020 | 25.77 | 1.68 |
2021 | -1.67 | 1.87 |
Total | 109.02 | 35.14 |
Jadi, harga emas sekarang naik atau turun?
Sekarang Anda sudah tidak perlu bingung lagi karena Anda sudah tahu jawabannya.